Social
network analysis in accounting information systems research
Oleh : James Worrell, Molly Wasko, Allen Johnston
International Journal of Accounting Information System 14 (2013) pp. 127 - 137
Abstrak
Makalah ini
memperkenalkan social network analysis sebagai
metode penelitian alternatif untuk menyalurkan
sistem informasi akuntansi yang
terkait dengan penelitian. Dengan kemajuan dibidang informasi dan teknologi
komunikasi, transaksi data tercatat dalam bentuk elektronik , menghasilkan
berbagai research opportunities untuk
menguji dyadic interaction. Network terdiri dari seperangkat nodes yang terhubung dengan ikatan. Penelitian
Social network fokus pada bagaimana outcome dipengaruhi tidak hanya dengan
atribut dari nodes (contoh :
individual), tetapi juga dengan ikatan (ties)
yang menghubungkan setiap nodes. Nodes biasanya mengkonsptualisasi
sebagai aktor (pelaku) seperti individual, tim, atau organisasi. Struktur Jaringan yang Unik dihasilkan untuk
mencerminkan perbedaan jenis ikatan (tie)
seperti kepercayaan, nasehat, collocation,
atau afiliasi organisasi. Social
Network analysis dapat digunakan untuk penelitian yang meneliti individu, dyadic, atau tingkat network dari analisis, dan merupakan
alat yang ampuh untuk melakukan penelitian multi-method.
Diketahui luasnya jumlah dari penelusuran data elektronik yang terkumpul
melalui SIA, makalah ini mengulas bagaimana social
network analysis tidak hanya membuka jalan penelitian yang baru untuk
peneliti SIA, tetapi mengidentifikasi kesempatan pada bidang SIA untuk
menginformasikan penelitian social
network dengan mengidentifikasi struktur network yang baru dan dynamics
leveraging transactional data (pemanfaatan data transaksional yang
dinamis).
Latar Belakang
Adanya pergeseran umum dalam penelitian manajemen selama dekade
yang lalu menuju relational theory of
organization yang melihat actions dan
actor bukan sebagai independen, autonomous agent (agen onotom), tetapi sebagai sesuatu yang
tertanam didalam socio-technical system.
Berlawanan dengan teori yang menguji individual berdasarkan atribut mereka
seperti gender,umur, pendidikan, ataupun pekerjaan, social network prespective fokus kepada bagaimana hubungan antara
entitas seperti individual, unit fungsional atau organisasi, mempengaruhi
interaksi dan outcomes. Konsep “network” merupakan sesuatu yang luas dan
dapat diaplikasikan terhadap berbagai macam fenomena dimana seperangkat
hubungan (set of relational) dianggap sebagai sumber untuk
mengidentifikasi sekumpulan pelaku (set
of actor). Yang menyatukan social network perspective adalah fokus
pada pola dan implikasi dari ikatan (ties)
didalam kebersamaan (Scott,1991; Wasserman and
Faust,1994). Contohnnya pada tingkat individual ikatan (ties)
memfasilitasi pernyebaran informasi antara network
participants, yang memungkinkan arus sumber daya berwujud dan tak berwujud
antara network members, dan tempat
yang membatasi setiap perilaku anggota.
Penelitian Social network fokus pada signifikansi(makna/arti/kepentingan)
dari hubungan sebagai inti untuk memahami perilaku sosial, tetapi banyak
variasi pada atribut yang dipelajari. Network
didefinisikan sebagai seperangkat nodes
yang terhubung dengan ikatan (ties). Nodes biasanya “actors” dan dapat berupa orang, tim,organisasi atau informasi
sistem. Relasi atau ikatan (ties) ,
menghubungkan actors dan dapat
bervariasi dalam konten, arah, dan kekuatan hubungan (relation strength), semuanya mempengaruhi dinamis network (Garton
et al. 1999). Konten dari ikatan (ties)
merujuk pada pertukaran sumber daya atau
kontrak biasa (common bond) seperti
informasi, uang , nasehat, atau kekeluargaan. Arah dari ikatan (ties) mengindikasikan “ego” yang
memberikan sumber daya dan “alter”
(mengubah atau bertukar) yang menerimanya, meskipun ikatan (ties) pada beberapa network diarahkan seperti
atribut bersama (cont, gender) atau keanggotaan bersama pada tim. Kekuatan
hubungan (relational strength) dari
ikatan (ties) menyinggung terhadao
tingkatan aktivitas seperti kuantitas komunikasi, atau intensitas seperti
pengaruh sosial yang diberikan oleh ikatan (ties),
mengindikasikan bahwa ikatan (ties)
dapat dinilai. Sebagai contoh, kekuatan hubungan (relational strength) pada ikatan dapat mengindikasikan jumlah
energi , intensitas emosional, komitmen atau kepercayaan yang menghubungkan actors (pelaku). Ikatan hubungan (relational ties) sering diteliti di
penelitian manajemen sebagai aspek penting pada pengaruh sosial yang mampu
menggunakan pengawasan seperti hukuman sosial atau pengasingan (Ostrom,1990). Aspek lain dari pengaruh sosial memelihara
kohesi dan prilaku pro-sosial (prosocial
behaviour) dalam network seperti
kepercayaan, identifikasi, difusi dari informasi dan komitmen (Coleman,1990; Nahapiet and Ghoshal,1998).
Setiap ikatan (ties)
mendefinisikan perbedaan network dan
sementara, beberapa ikatan (ties)
sering terkait (trust network
sering berkolerasi dengan friendship network), ikatan (ties) sering diasumsikan kepada fungsi
yang berbeda. Tidak semua ikatan (ties)
yang dianggap memiliki hasil positif (positive
outcomes) ; sebagai contoh ,penelitian network sering digunakan untuk memetakan arus dari
penyakit atau terrorist network. Oleh
karena itu, beberapa penelitian network
fokus kepada bagaimana mengembangkan arus sumber daya melalui network , seperti adopsi SIA baru atau
bagimana untuk memisahkan arus sumberdaya dalam network seperti pengambilaan key
node dalam fraud network. Tergantung pada teori yang sedang diaplikasikan,
beberapa penelitian menguji variabel network
sebagai variabel independen yang menyebabkan konsekuensi seperti adopsi
teknologi atau pengembangan kinerja, sementara penelitian lain menguji variabel
network sebagai variabel dependen,
pengidentifikasi penyebab yang mendasari pola
koneksi jaringan (network
connection), bagaimana network come
to be, dan bagaimana network
berubah waktu ke waktu (Borgatti and Foster,2003).
Contoh Social Network Analysis
Pada
sesi ini menjelaskan penelitian social
network untuk menyediakan wawasan mengenai bagaimana mengaplikasikan social network analysis. Konteks untuk
penelitian ini adalah business school yang terdiri dari 89 anggota fakultas yang
disusun dalam 7 departemen. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memahami bagaimana social
network berdampak penelitian kinerja
pada individual fakultas dan pertanyaan praktis tentang bagaimana kolaborasi
antar anggota fakultas dalam business
school mempengaruhi kinerja
penelitian fakultas individual (an
individual faculty’s research performance) (Smart,2009). Data untuk
penelitian ini dikumpulkan melalui survei menggunakan roster method ( metode daftar) dengan nama – nama dari semua
anggota fakultas yang tercatat di sekolah.
Setiap fakultas merespon item survei berdasarkan hubungan mereka dengan
semua anggota fakultas yang lain. Data social network dapat juga dikumpulkan
dari data arsip (archival data)
seperti penggunaan jejak data elektronik dari sistem pemrosesan transaksi, electronic data interchange / EDI (Pertukaran
data elektronik) atau komunikasi lewat email. Data dicatat dalam square matrix untuk mengindikasikan
ego(pada kolom pertama), the alter /perubahan/pertukaran
( pada baris pertama), dan ikatan (the
ties) (tertimbang, diarahkan dan dikotomis) dalam ego yang sesuai atau alter cell. Network
yang terpisah (separate network) dihasilkan untuk setiap jenis ikatan (tie); sebagai contoh, pada penelitian multiple networks yang dikumpulkan,
termasuk collocation ( gabungan kata
– kata/sandingan kata), departemen yang sama, tingkat hirarki (asisten, rekan kerja, full, administrator), bagaimana anggota fakultas mengenal yang
lain, mempercayai setiap anggota lain, dan
mencari nasehat dari yang lain.
Anggota
Fakultas yang pertama diberikan daftar nama dan diminta untuk menunjukkan
siapakah yang dikenalnya dengan baik (”who
do you know well”). Data mencatat dalam square
social network matrix, dan menggunakan untuk menghasilkan grafik social network yang digambarkan pada
gambar 1, dimana akan digunakan untuk menggambarkan konsep
sentralitas jaringan (concept of network
centrality). Satu dari banya variabel umum yang dinilai pada
penelitian network adalah
sentralitas, atau posisi pelaku pada hubungan network secara keseluruhan (Scott,1991;Wasserman dan Faust, 1994).
Freeman (1979) mengusulkan 3 langkah terpisah dari sentralitas : keantaraan (betweenness), kedekatan(closeness), dan tingkat (degree) sentralitas. Betweenness centrality merujuk kepada
sejauhmana ego jatuh (ego fall)
antara 2 pelaku (actor) dalam network, mengungkap titik potensial dari
pengawasan atas arus sumber daya. Closeness
centrality merupakan sejauhmana ego dapat menghubungkan (connect) dengan aktor lain dengan mudah, atau jumlah link (hubungan) baik langsung maupun
yang tidak langsung yang dimiliki aktor dengan orang lain dalam network. Pengukuran atas kedekatan (measure of closeness) mengungkapkan
efisiensi pada network, menunjukkan
bagaimana dengan cepat seorang aktor dapat memperoleh akses terhadap sumber
daya. Degree centrality merujuk pada
jumlah direct links (hubungan langsung)
ego miliki dengan orang lain dalam network,
mengungkapkan seberapa aktif/terhubungnya ego dalam network , yang dinilai dengan menjumlahkan total angka ikatan (ties) yang ego miliki dengan saling
bertukar/berubah. Pada network langsung, indegree centrality mewakilkan angka dari alters memilih ego dan outdegree
centrality mewakilkan pertukaran
angka (number alters) yang dipilih
oleh ego.
Gambar 1
adalah representasi grafis dari network fakultas.
Ikatan (tie) mengindikasikan jika ego faculty mengetahui alter faculty dengan baik, ukuran nod
berdasarkan pada indegree centrality
(seberapa banyak alters memilih ego)
dan warna nod mengindikasikan keanggotaan pada departemen yang sama. Perbedaan
jenis sentralitas diidentifikasi ,mempertunjukkan jika meskipun ego mungkin
memiliki indegree centrality yang
besar (mengindikasikan jika fakultas diketahui dengan baik), tidak selalu
menunjukkan kedekatan yang tinggi (High closeness)
atau keantaraan yang tinggi (high
betweenness). Sebagai contoh, Nod terbesar (yang sebagian besar anggota
fakultas kenal) secara umum, hanya diketahui dengan lainnya dalam departemen mereka, tidak lintas
departemen. Daerah lingkaran abu – abu disebelah kanan
merupakan departemen akuntansi, menunjukkan jika anggota fakultas pada
departemen ini (dep. Akuntansi) memiliki sedikiy ikatan (ties) diantara yang lain dan sejumlah anggota fakultas pada
departemen lainnya.
Ini
merupakan hal yang umum untuk melihat analisis data network (network data analyzed)
pada tingkat individu dan tingkat dyad.
Sebagai contoh, pada tingkat individu, penilaian centrality dapat dinilai untuk setiap individu dan kemudian
mengkombinasikan dengan data lain, seperti pendidikan dan pengalaman, serta
menggunakan analisis regresi untuk memprediksi kinerja pada pekerjaan. Pada
tingkat dyad, quadratic assignment procedure (QAP) dan multiple regression-quadratic assignment procedure (MRQAP) dapat
digunakan untuk memprediksi jika satu jenis ikatan dyad (dyadic tie) memprediksi ikatan dyad (dyadic tie) yang lain (Sebagai contoh, Luasnya ego trust alter (sejauhmana
kepercayaan ego alter) dipengaruhi oleh sejauhmana ego ditempatkan dengan alter).
Untuk
pembelajaran fakultas menunjukkan pada gambar 1, indegree centrality di network
saran penelitian(research advice
network) yang digunakan di structural
equation modeling (SEM) untuk memprediksi produktivitas penelitian (research productivity). Hasil
mengindikasikan jika sentralitas (centrality)
dalam network saran penelitian (research
advice network) memiliki signifikansi (makna/arti/kepentingan), dampak
positif pada produktivitas penelitian atas dan diluar kepemilikkan (beyond tenure), departement dan variabel
tingkat individual yang lain (Network
centrality hanya variabel independen digunakan untuk memprediksi kinerja
penelitian sebagai penilaian dengan angka pada publikasi tingkat atas (top tier publications). Variabel modal manusia (human capital variables) digunakan sebagai kontrol untuk penjelasan
alternatif). Ini memiliki implikasi penting untuk mendorong kolaborasi
fakultas, khususnya jumlah fakultas akuntansi di penelitian ini yang secara bersama – sama kurang
memusatkan di network jaringan
penelitian secara keseluruhan.
Tujuan
pada sesi ini untuk menyediakan sebuah tinjauan luas terhadap social network analysis. Untuk peneliti
yang menginginkan informasi yang lebih rinci mengenai bagaimana melakukan social network analysis dan
mendefinisikan berbagai jenis pengukuran network
(seperti sentralitas, kepadatan/density,
core-periphery), kita mendorong
mereka untuk mengulas Wasserman dan Faust (1994) social network analysis yang secara luas mempertimbangkan seminal text pada daerah ini. Referensi permulaan yang
bagus lainnya adalah scott (1991) social
network analysis. Organisasi akademis terkemuka yang terkait dengan social network research adalah ISNA :The
International Network for Social Network Analysis. Untuk individu yang tertarik
dalam mempelajari lebih banyak mengenai program komputer yang menggunakan
analisis social network data, INSNA
sponsor konferensi tahunan, yang disebut Sunbelt
Conference yang menawarkan workshop
pengembangan profesional dari para ahli terkemuka dibidang nya.
Social Network Analysis in AIS Research
Sementara
sudah banyak penelitian yang menggunakan social
network analysis dalam sosiologi, antropologi, manajemen, dan disiplin ilmu
sistem informasi, peneliti akuntansi masih bergerak lambat untuk menambah
metode ini pada alat uji mereka. Secara tradisional,penelitian social network analysis sudah
menyelidiki network dalam 3 cara :
hubungan (connection) network yang memfasilitasi aliran sumber
daya antar nod, ikatan (ties) antar
nod yang mempengaruhi prilaku dan mendesak norma sosial, serta network mereka sendiri sebagai variabel
independen dan dependen (Borgatti dan Foster,2003). Pada sesi berikut ini, kita
menyediakan tinjauan singkat mengenai penelitian SIA pada hari ini jika sudah
menggunakan social network analysis.
Berikut ini melalui pertanyaan penelitian yang potensial dimana social network analysis menginformasikan
keberadaan fenomena SIA.
Research on network enterprise
Peneliti
akuntansi mengalami peningkatan minat dalam menguji dinamika hubungan
inter-organisasi (inter-organization
relation). Dalam menjawab dinamika perubahan perusahaan dan panggilan
penelitian yang menyelidiki akuntansi dan pengendalian manajemen lintas batas
organisasi (Hopwood, 1996), peneliti sudah mengembangkan pandangan mereka
mengenai organisasi diluar perspektif hirarki tradisional untuk termasuk
perusahaan jaringan (network enterprise).
Network enterprise meliputi dari anggota dengan tujuan independen
jika bekerjasama dan koordinasi dalam usaha untuk membagi cost, gain access to resource, dan mempengaruhi common end (Mouritsen dan Thrane, 2006).
Network enterprise bervariasi dalam
ukuran dan ruang lingkup, dari konsultan kecil yang bekerjasama dan
berkoordinasi untuk melakukan keterlibatan yang kompleks, sampai network dari lembaga regulator yang
bersama – sama menetapkan standar akuntansi dan audit. Social
network analysis mengembangkan pandangan akademisi dari network enterprise sebagai kumpulan
organisasi tradisional yang bersatu untuk mencapai tujuan bersama dengan
memungkinkan pemeriksaan yang lebih rinci mengenai bagaimana posisi didalamnya,
komposisi, dan hubungan (links)
antara peserta jaringan (network
participant) mempengaruhi penghasilan perusahaan (organizational outcomes).
Koordinasi
dan pertukaran dalam network enterprise sering
berbeda dari bentuk tradisional pada tata kelola perusahaan (governance), Daripada mengelola kegiatan
ekonomi sebagai rangkaian transaksi yang panjang(arms-length transaction), pertukaran sering terjadi dalam jalinan
hubungan sosial yang tertanam (embedded
social relationship) (Uzzi, 1997; Malone,2004). Network Governance menunjukkan jika pertukaran ekonomi ditandai
dengan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi, transfer informasi fine-grained antar patner dagang, dan
pengaturan pemecahan masalah bersama (Jones et al,1997). Network enterprise memanfaatkan kontrol sosial (seperti membatasi akses
ke jaringan (network), macroculture, sanksi bersama, dan
reputasi) untuk menjaga terhadap oportunisme dan penyimpangan. Mekanisme
pengawasan formal atau struktur hirarkis (Jones et al, 1997; Uzi, 1997).
Sebagai
bentuk baru dari tata kelola organisasi, network
enterprise mewakilkan lahan subur untuk penelitian akuntansi. Social network analysis menyediakan
metode alternatif dengan menginvestigasi munculnya network enterprise dan menjelaskan hubungan (relation), koordinasi, dan kolaborasi mereka. Sebagai contoh,
Richardson (2009) menggunakan social
network analysis untuk menguji network dari badan pengatur yang menyebarluaskan
standar akuntansi dan audit, sedangkan Gulati dan Gargiulo (1999) menggunakan social network analysis untuk
menjelaskan munculnya network enterprise berdasarkan
keberadaan ikatan (existing ties),
posisi didalam aneka ragam network
dan pengalaman sebelumnya.
Untuk
peneliti akuntansi yang sedang
menyelidiki network fenomena
perusahaan terkait , social network
analyisis dapat membuktikan fruitful(buah)
dalam menangani pertanyaan berikut :
·
Dalam network
enterprise arrangements, seberapa efektifkah social controls pada pengelolaan pertukaran ekonomi (at managing economic exchange) ketika
dibandingkan terhadap mekanisme tradisional yang digunakan dalam transaksi yang
panjang (arms-length transaction) ?
·
Apakah konsekuensi ekonomi untuk organisasi
yang terlibat dalam pertukaran yang ditandai dengan transaksi yang oanjang (arms-lenght transaction) sebagaimana
yang dilakukan dalam konteks hubungan yang tertanam (context in embedded ties) ?
·
Bagaimana kekuatan ikatan (ties) antara patner dagang dalam network enterprise mempengaruhi prilaku
pengambilan risiko atau pun penghindar risiko ?
·
Untuk organisasi yang ikut berpartisipasi
dalam network enterprise, apakah ada
tingkat optimal dari keterikatan (embeddedness)
untuk menjaga terhadap risiko over-reliance
(ketergantungan yang berlebihan)pada loyalitas berlebih pada anggota network ?
Research where accounting information systems are nodes
Secara tradisional, aktor – aktor (pelaku) dalam network sudah dilihat sebagai entitas manusia (human entities) (individual, kelompok,
organisasi). Meskipun, kebutuhan ini tidak selalu menjadi kasus. Network mungkin termasuk akton non
manusia (nonhuman) seperti software, hardware, sistem informasi dan
standar infrastruktur (Walsham, 1997). Apabila dilihat dari sudut pandang
ini, network
, baik yang terdiri elemen manusia dan elemen non manusia mewakilkan struktur
sosial yang stabil yang terdiri dari aktor yang kepentingannya telah
diselaraskan. Kestabilan dari network dan
variabilitas dalam pendapatan (outcomes)
yang berteori menjadi hasil dari
bagaimana tujuan dijabarkan, sumberdaya yang didaftar, serta irreversibility dibangun dalam program
aksi yang diusulkan (purposed course of
action) (Callon, 1991; Latour, 1996; Walsham, 1997). Secara tradisional,
metode kualitatif seperti case studies
sudah digunakan untuk menyelidiki dan menjelaskan hubungan antara
”aktor”manusia dan “aktor”nonmanusia dalam network
(see Bloomfield et al,1992; Bloomfield and Best, 1992; Preston et al, 1992;
Walsham dan Sahay, 1999).
Akademisi kini mulai menerapkan social network analysis untuk menguji sistem informasi sebagai nod
(simpul) dalam network. Sebagai contoh, Kane dan Alavi (2008)
mengunakan social network analysis
utnuk menginvestigasi bagaimana “aktor”manusia dan sistem informasi
berinteraksi secara setara dalam multi-modal
network . Temuan mereka menunjukkan jika sentralitias sistem informasi (centrlity of information system)
berdampak secara positif pada kualitas dan efisiensi pendapatan perusahaan (organizational outcomes). Sementara
penggunaan social network analysis
dalam cara ini adalah tahap awal pengaplikasian, hal ini tentu menjanjikan
ketika dipasangkan dengan penelitian pada inter-organizational
system (IOS) yang terhubung (link)
mitra dagang.
Untuk peneliti SIA yang menganut pandangan jika sistem informasi
(seperti sistem akuntansi) mewakilkan makna (significance) “aktor” dalam jaringan yang terbangun secara
sosial (socially constructed network),
social network analysis menyediakan
alat tambahan dalam menginvestigasi dampak
sistem informasi yang berinteraksi dengan node lain dalam network. Pendekatan ini menggerakkan sistem informasi
diluar dari apa yang dilihat dan dipelajari sebagai ikatan teknologi (electronic ties) antara nod dalam network, melainkan sebagai autonomous nodes dan powerful nodes dalam network.
Mengingat pandangan mengenai sistem informasi sebagai nodes, penelitian bertujuan mengatasi
pertanyaan penelitian berikut in yang dapat berkontribusi untuk literatur SIA :
·
Apakah sifat optimal (optimal nature) dan kekuatan ikatan (strength of ties) antara sistem informasi yang menghubungkan (linking) nod untuk memfasilitasi arus
informasi atau untuk memilihara inovasi (foster
innovation) ?
·
Bagaimana posisi sistem informasi dalam network mempengaruhi kompetitif dan
keunggulan startegi (strategic advantages)
?
·
Bagaimana bisa sistem informasi yang hubungan (link)
nod membantu mengelola risiko yang berhubungan dengan transaksi, mengembangkan
inovasi dan meningkatkan kolaborasi ?
·
Mampukah kita memprediksi perubahan dalam
penggunaan dari sistem proses transaksi dan menghubungkan (related) pengendalian internal yang sudah terjadi, signaling adjustment kepada proses bisnis dan praktek yang belum
diidentifikasi atau didokumentasikan oleh salah satu auditor internal atau
eksternal perusahaan ?
Research on connections/relations between human actors
Sejauh ini, penggunaan paling umum dari social network analysis di literatur akuntansi adalah menjadi alat
untuk mengidentifikasi hubungan individual dan kelompok. Social network analysis sudah digunakan untuk menginvestigasi Dewan
keanggotaan di organisasi (Conyon dan Muldoon, 2006), hubungan (connections) dan produktvitas akademisi
akuntansi (Wakefield, 2008), komposisi dan hubungan (connection) dari advice
network (McDonald dan Westphal,2003), sosialisasi dai staf auditor yang
baru (Morrison,2002) serta, peran akuntansi dan ahli keuangana dalam
pengambilan keputusan organisasi pada kondisi yang tidak pasti (Chapman,1998;
Maquefa, 2008)
Ssementara penyelidikan ilmiah dalam lapisan ini menjadi yang
paling produktif , penelitia atau studi di masa depan bisa menginformasikan
pertanyaan berikut ini :
·
Bagaimana bisa komunikasi dan struktur
koordinasi dalam unit kerja, divisi, perusahaan, dan asosiasi profesional dapat
lebih terorganisasi secara efisien dan efektif ?
·
Bagaimana efektifitas ikatan (ties) dan hubungan (relationship) dalam mendorong atau mengecilkan praktek bisnis yang
etis jika dibandingkan dengan praktek bisnis yang lebih formal dan tradisional
(kode etik, pelatihan, ancaman sanksi ) ?
· Bagaimana akuntansi dan personel audit memposisikan diri mereka lebih baik dalam organisasi untuk
meningkatkan efektifitas,presepsi nilai(perceived
value), akses ke sumberdaya, dan akses ke informasi kritis(critical information) ?
Social Network
analysis to predict, detect, and present fraud
Baru – baru ini, akademisi sudah beranjak ke social netwwork analysisi sebagai alat
untuk menginvestigasi satu dari kejahatan akuntansi (accounting crimes) dalam sejarah umat manusia :fraud. Persimpangan (intersection) dari social network analysis relatif jatuh tempo (maturity), electronic data
capture, dan kepentingan publik yang mencipatakan perfect storm dengan berbagai macam publikasi yang meluas mengenai
skandal enron. catatan email(email
records) dipanggilan dari departemen keadilan (departement of justice) dan kemudia dirilis sebagai “enron corpus”, telah memungkinkan
peneliti untuk menyelidiki pola komunikasi dan koodinasi antara sejumlah aktor
pada fraud ini. Usaha – usaha awal sudah membuktikan wawasan mereka menyarankan
bagaimana komunikasi dan koordinasi pola berubah sebagai penipuan yang
berkembang (Murshed et al, 2007).
Sementara, usaha awal menggunakan social network analysis untuk menginvestigasi kecurangan yang sudah
sebagian besar mengeksplor pada sifatnya, ada juga potensi utnuk menggabungkan
komunikasi dan pertukaran teori dengan social
network analysis untuk menyelidiki fraud dalam cara – cara sebelumnya yang
belum dieksplor. Daripada menguji sederhana hubungan (relaionship) antara anggota di network,
hal itu memungkinkan untuk menguji bagaimana fraud difasilitasi dengan berbagai
jenis ikatan (ties) antara anggota
pada social network, dan untuk
mengidentifikasi karakteristik social
structure dalam seperangkat network yang mungkin memiliki pengaruh
pada mitigasi atau melarang peluan untuk penipuan.
Peneliti SIA dan audit dapat melihat kepada beberapa teori yang
mampu diaplikasi dari social physcology dan
wilayah kriminologi untuk memahami lebih baik lahi mengenai bagaimana
fraud dipahami dan dilaksanakan melalui
social network yang ada dalam organisasi
atau pada batas dari organisasi antara pekerja dan klien. Sebagai contoh, social capital theory (Nahapiet dan
Ghoshal, 1998) sudah diaplikasikan untuk mengungkap hubungan negatif (negative relationship) antara social capital dan aktivitas kriminal dalam
sebuah komunitas (Katz, 2002). Sampson dan Laub (1993), Katz (1999) dan Katz
(2000) mendemonstrasikan apabila social
capital naik dalam komunitas, tidak
hanya desistence (berhenti) dari
kejahatan lebih mumgkin terjadi, tetapi juga kapasitas untuk bersikap empati
antar anggota komunitas meningkat. Membangun diatas pemahaman ini dan menerapkannya pada konteks criminal networks mungkin mengijinkan
kita untuk memahami bagaimana anggota komunitas terlibat dalam komunikasi dan
aktivitas lainnya yang meningkatkan social capital yang tersedia dalam masyarakat dan kemudian,
membangun rintangan untuk prilaku yang mendorong peluan penipuan, atau yang
berbahaya bagi komunitas.
Barangkali
cara pandang teoritis lebih menarik dari sesuatu yang untuk memeriksa jaringan
penipuan yang disediakan oleh social
disorganization theory, yang atribut criminal
behavior untuk memecahkan hubungan
komunal (communal relationship) yang secara tradisional memelihara sikap
saling menguntungkan antara anggota komunitas. Pertama kali dibangun oleh Shaw
dan Mckay (1969), social disorganization
theory menyarankan bahwa interaksi
antara anggota komunitas menjadi kurang frekuensinya, kurang tersturktur,
kurang bermanfaat bagi masyarakat, melemahnya kontrol sosial yang berfungsi
untuk memperngaruhi tindakan anggota,
sehingga menghasilkan peluang untuk prilaku lalai atau kriminal. Dalam hal
aplikasi langsung untuk kegiatan fraud, social
disorganization theory menyarankan jika social
network yang terbatas dalam hal ikatan kuat (strong ties) antara anggota yang lebih mungkin untuk menjadi penuh
dengan kejahatan. Anggota pada tie
network yang melemah, jika diberikan kesempatan dan tekanan, diposisikan
untuk mengeksploitasi kekurangan dari kontrol sosial saat ini dalam network dan merasionalisasi prilaku
mereka sesuai denan gambar 2 untuk menggambarkan hubungan(relationship) ini.
Aplikasi
yang berpotensi menguntungkan lainnya dari social
disoragnizational theory untuk menguji keterkaitan fraud criminal network memperhatikan
identifikasi dan pemahaman dari struktur kolusi (collussion structure) antar anggota social network. Social
exchange theory berpendapat jika
semua pertukaran, termasuk social
exchange, wilayah subjektif cost-benefit
analysis dalam membandingkan alternatif (Cook,1991). Asumsi utama mendasari
mengapa individual ter;ibat dalam social
exchange termasuk di antisipasi timbal balik (reciprocity) dan keuntungan yang diharapkan dalam reputasi,
pengaruh, dan imbalan lainnya. Sementara struktur jaringan padat (dense network structure) memfasilitasi
aliran informasi tentang reputasi dan tindakan aktor, adanya ikatan jaringan
kuat (strong network ties) juga
tinggi dalam harapan obligasi dan timbal balik (reciprocity), kemungkinan termasuk obligasi untuk terlibat didalam
dan mendukung aktivitas kriminal (criminal
activity). Meskipun hanya secara tidak langsung didukung dengan bukti dari Enron email corpus (Murshed et.al,
2007), potensi untuk hubungan kurva linier (curvilinear
relationship) antara aktivitas sosial dan sturktur aktivitas kriminal (criminal activity structure) yang ada,
dimana adanya kekurangan pada hasil ikatan sosial (social ties results) dalam aktivitas kriminal individual (individual criminal activities) dalam network, tetapi berlebih pada ikatan
sosial (social ties) yang mengarah ke
kolusi antar kecendrungan kriminal (criminal-inclined).
Lihat gambar 3 untuk menggambarkan hubungan (relationship) potensial ini. Penelitian eksploratori diwilayah ini
terbukti bermanfaat.
Sementara
literatur yang ada melibatkan social
disorganization theory (teori disorganisasi sosial) secara utama berkonsentrasi
pada penjelasan prilaku kriminal (criminal
behavior) dalam lingkungan dan social
network yang terjadi di dalam ruang fisik, kita percaya jika
aplikasi dari teori ini untuk penyelidikan fraud dan pencegahan dalam digital social networks (jaringan sosial
digital)merupakan sesuatu yang dapat dibenarkan. Pada area yang siap untuk
dapat digunakan penelitian masa depan adalah penyelidikan fraud dan kriminal di
digital social networks, seperti
Facebook, Twitter, dan komunitas online lainnya, dan bagaimana mengikat (ties) kekuatan yang berbeda antara elektronik dan hubungan
komunitas fisik.
Wilayah lain dari penelitian yang social network analysis adalah
dimasukkannya (inclusion)
karakteristik bersama antara para pelaku dalam dyad, bukan hanya mengenai pola transaksi, untuk membantu
mengidentifikasi fraud. Sebagai contoh, penggunaan electronic trace data dari sistem informasi akuntansi, social network analysis dapat mengungkap
wilayah transaksi kepadatan tinggi (area of high density transaction),
transaksi kepadatan rendah (area of low
density transaction) dan transaksi antar nod yang terikat dekat (closely tied) versus yang jarang
terhubung atau terbagi beberapa atribut umum yang mungkin memiliki potensi
untuk mengidentifikasi pola dari aktivitas penipuan.
Conclusion
Pada
seksi 3, kita menyediakan ikhtisar dari penelitian akuntansi saat ini yang
menggunakan social network analysis,
dari pengujian ini, muncul ada tiga literatur yang berbeda : transaksi dan
mekanisme kontrol dalam konteks dinamika inter-organisasi (context of inter-organizational dynamics), network dimana sistem akuntansi dilihat sebagai nod dan hubungan (connection) antara aktor manusia dalam
konteks akuntansi. Dari aliran ini, kita menyajikan serangkaian pertanyaan
penelitian yang berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan pada wilayah ini dan social network analysis diposisikan
secara unik untuk menginformasikan dalam waktu dekat. Pada seksi 4, kita
berdiskusi satu dari sekian contoh secara mendalam, untuk menyediakan wawasan
yang lebih dalam tentang bagaimana social
network analysis dapat diaplikasikan dalam konteks deteksi penipuan dan
investigasi.
Sementara
social network analysis menyediakan
kesempatan untuk pengembangan dan kontribusi pada aliran penelitian yang
disebutkan diatas, kita akan lalai jika kita tidak memperluas diskusi kita
tentang bagaimana social network analysis
dapat dimanfaatkan untuk menginformasikan
wilayah yang menarik kepada peneliti SIA. Pada akhir ini, kita melihat topik
biasanya dibahas international Journal of
Accounting Information System untuk
wilayah dimana social network analysis menyediakan
perbedaan manfaat diatas metode yang lain dan menumbuhkan pemahaman yang lebih
baik dari ini. Meskipun ada banyak topik dimana kita merasa metode ini terbukti
fruitful (membuahkan hasil), kami
fokus pada tiga topik yang merasa paling menjanjikan :
Control
and Auditability of information system
Sejak
Sarbanes Oxley Act of 2002, peneliti – peneliti akuntansi sudah berfokus sekali
lagi pada masalah investigasi sekitar pengawasan dan akuntanbilitas sistem
informasi. Kepentingan tertentu sudah mengevaluasi sifat dan efektifitas dari
lingkungan pengendalian (control
environment) (Bowen et al, 2007; Klamm dan Watson, 2009; Bart dan Turel,
2010). Lingkungan pengendalian (control environment) menggambarkan dasar
ataupun fondasi untuk sistem organisasi
dari pengendalian internal dan termasuk nilai etis manajemen dan integritas,
struktur organisasi dan otoritas serta laporan (COSO,1992).
Social network analysis dapat membuktikan manfaat untuk penelitian yang bertujuan
mendapatkan pemahaman yang lebih baik akan sifat (nature) dan efektifitas dari lingkungan pengendalian (control environment) sebagaimana
keseluruhan sistem dari pengendalian internal. Contohnya, hal ini dapat
digunakan
·
Sebagai metode untuk menguji komunikasi dan
koordinasi antara key stakeholder yang penting untuk mengidentifikasi dan
mengendalikan risiko (seperti auditor, anggota komite audit, risiko
kepemilikkan, dan manajemen)
·
Sebagai metode untuk menguji efektifitas mekanisem
koordinasi tertulis dalam struktur organisasi serta mekanisme koordinasi
informal
·
Sebagai metode untuk menguji efektifitas
pengendalian tradisional (seperti pemisahan tugas, persetujuan, dan membatasi
akses)dibandingkan kepada kontrol sosial yang telah tertanam dalam menjalin
hubungan (relationship)
Electronic dissemination (penyebaran) of Accounting information
Informasi
dari sistem akuntansi dan proses transaksi merupakan komponen penting dari
perencanaan budget dan pengendalian manajemen (management control). Agar informasi ini berguna, informasi harus
dapat diakses oleh pengambil keputusan dalam format yang tepat dan tepat waktu.
Namun, seringkali susah untuk mengidentifikasi yang aktor memerlukan informasi
tertentu, terutama dalam organisasi yang tersebar secara global atau network
enterprises dengan pemangku kepentingan yang beragam. Sebagaimana
penjelasan sebelumnya, aktor dapat berupa individual, unit kerja, organisasi,
badan regulasi atau informasi sistem lainnya.
Social network analysis menyediakan pendekatan
metodelogi berguna untuk menguji interconnections
antara aktor yang berbeda dan bagaimana hubungan (lingkages) dapat menginformasikan pertanyaan sekitar yang aktor
butuhka informasi akuntansi dan dalam format seperti apa. Sebagai contoh,
·
Sebagai metode untuk menguji arus informasi
antara hubungan (lingkages) dalam
sistem inter-organizational yang
menghubungkan networked enterprise.
·
Untuk mengidentifikasi apakah key information disimpan /terjaga
kerahasiaanya atau ditransfer melampaui batas organisasi
·
Sebagai metode untuk mengidentifikasi key source dari informasi akuntansi
sebagaimana konsumer informasi ini.
Organizational/Social
perspectives on impact technology on accounting
Penelitian
terdahulu sudah mendemonstrasikan apabila jaringan informal tambahan (informal network augment) atau
menggantikan hirarki resmi sehubungan dengan berbagi pengetahuan. Perluasan
penelitian bertujuan pada pemahaman penyebaran dari innformasi akuntansi yang
akan lebih mengeksplorasi dan kepada siapa orang mencari saran dan keahlian.
Sementara Murthy dan Taylor’s (2009) berusaha pada pengujian praktek membagi
pengetahuan (knowledge sharing practices)
pada pendidikan akuntansi yang menggunakan komputer dan multimedia (AECM/Accounting Education using Computer and
Multimedia) daftar email (Email list)
mengambil langkah pertama, penyelidikan lebih lanjut dalam network bertujuan pada menghubungkan (connecting)keahlian, seperti American Accounting Association, AAA
umumnya, berfungsi untuk mejembatani jarak antara formal network dan informal
network.
Social network analysis menyediakan pendekatan
baru untuk lebih mengeksplor bagaimana akuntansi dan pengetahuan proses bisnis
(business process knowledge) tersebar
melintasi batas – batas organisasi atau profesional, sebagaimana memahami
prilaku dalam hal itu diakses. Sebagai contoh
·
Sebagai metode untuk mengidentifikasi
lokasi keahlian dalam dan diluar hirarki tradisional dan struktur organisasi.
·
Sebagai metode untuk mengidentifikasi informal expertise networks dan
menyediakan wawasan bagaimana orang melakukan pekerjaan mereka.
·
Sebagai metode untuk membantu dalam desain
sistem yang bertujuan pada menghubungkan orang dengan keahlian
·
Sebagai metode untuk menjelaskan atribut
dari individual dan kelompok pentiing (group
critical) untuk pengendalian internal, penyebaran, dan penciptaan akuntasi
yang terkait informasi, dan kebijakan serta standar.
Untuk
menyimpulkan, tujuan artikel ini adalah untuk menyajikan social network analysis sebagai metode alternatif yang memiliki
potensi yang tinggi untuk mengembangkan penelitian SIA. Social network analysis fokus pada pola ikatan (ties) yang menghubungkan nod dalam network, dan menekan (emphasizes) yang pola hubungan (pattern of relationship) dan ciri khas dyad (characteristic of dyad) mempengaruhi prilaku dari anggota jaringan
(network members). Sementara
kebanyakan penelitian terdahulu menggunakan social
network analysis sudah memfokuskan pada dinamika jaringan (network dynamics) dalam menghadapi
jaringan (face to face network),
kemajuan dalam informasi dan teknologi komunikasi, terutama sistem informasi
akuntansi, membuka kemungkinan baru untuk jenis struktur jaringan (network structures) dan pertanyaan
penelitia (research question) yang
dapat diinvestigasi.
*****