Know Everything Particular Object
Membahas Jurnal Akuntansi, Resensi Buku, dan Opini.
Kamis, 21 September 2017
Senin, 18 September 2017
RESENSI BUKU (4) : CERITA HATI UWIE (Ustadz Wijayanto) & MICE
kover depan Cerita Hati Uwie dan Mice |
Tampak belakan Cerita Hati Uwie dan Mice |
Judul : Cerita Hati Uwie & Mice
Penulis : Mice dan Ustadz Wijayanto
Tahun : 2016
Kota : Jakarta
Penerbit : PT.Grasindo
Cetakan : kedua (Juni 2016)
Buku ini merupakan paket lengkap dari program TV "Cerita hati" yang berada di salah satu stasiun televisi swasta. Buku ini juga merupakan curahan hati Mice dikolaborasi komentar dari Ustadz Wijayanto. Buku ini terdiri dari 7 bagian : (1)Keluarga (2) Anak (3)Globalisasi (4)Harta,Takhta,Wanita (5)Etos Kerja (6)Zakat dan Rezeki (7)Dalam Islam.
Daftar Isi |
Rabu, 06 September 2017
RESENSI BUKU (3) : Perempuan Patah Hati Yang Kembali menemukan Cinta Melalui Mimpi
Judul : Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Penulis : Eka Kurniawan
Penerbit : Penerbit Bentang
Tahun : 2017
Kota : Sleman, Yogyakarta
Cetakan : Cetakan ke 7
Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang ditulis oleh Eka Kurniawan. Sebagian besar cerita pendek di buku ini sudah pernah diterbitkan diberbagai koran dan majalah nasional. Ada lima belas cepern dibuku ini : (1) Gerimis yang sederhana (2) Gincu Ini Merah, Sayang (3) Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi (4) Penafsir Kebahagiaan (5) Membuat Senang Seekor Gajah (6) Jangan kencing disini (7) Tiga Kematian Marsilam (8) Cerita Batu (9) La Cage aux Folles (10) Setiap Anjing boleh Berbahagia (11) Kapten Bebek hijau (12) Teka Teki Silang (13) Membakar Api (14) Pelajaran Memelihara Burung Beo (15) Pengantar Tidur Panjang.
Terdiri dari 170 halaman, buku ini memiliki ukuran 20,5 cm. menurut saya cukup kecil dan fleksibel untuk dibawa kemana mana sebagai bacaan "pembunuh waktu disela kesibukkan. Buku ini memiliki gaya bahasa yang simpel , kadang juga menggunakan metafora. beberapa cerpennya memiliki alur cerita yang biasa, namun ada juga yang bergerak maju mundur, sehingga perlu lebih dari sekali untuk membacanya. pesan yang ingin disampaikan juga dapat. cerpen ini menyoroti perilaku manusia, segala manusia, bauk yang nyeleneh sampai yang baik - baik saja. yang paling terasa dari buku ini adalah semua cerpen ini mengangkat tokoh wanita sebagai yang utama (mungkin dikarenakan buku ini berjudul perempuan. )
cerpen favorit ku |
Rabu, 16 Agustus 2017
Resensi Buku (2) : DEMOKRASI LA ROIBA FIH
Demokrasi La Roiba Fih - Cover depan |
Demokrasi La Roiba Fih- Sinopsis Buku |
Judul : Demokrasi La Roiba Fih
Penulis : Emha Ainun Nadjib
Tahun : 2016
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Kota : Jakarta
Halaman : 268 halaman ; 21 cm
Isi Buku :
Buku ini terdiri dari 6 bagian : (1) I Love you Democracy; (2)Paguyuban Ahli Surga; (3) Rakyat Kekasih Sejati ; (4) Wayang Dasamuka ; (5) Buron dan Kambing Terjepit ; (6) Perang Besar yang dibatalkan.
Di bagian pertama, Cak Nun (panggilan Emha Ainun Nadjib) menceritakan konsep demokrasi Indonesia. bagaimana rakyat Indonesia yang mengagung-agungkan demokrasi, meletakkannya jauh diatas segalanya. Bahkan kalo bisa perintah Tuhan harus "mengikuti" demokrasi, agar dianggap moderen dan berkelas. semua orang berhak berpendapat dan berbicara, tanpa harus memperhatikan kredibilitas dan kapabilitas pihak yang berbicara, sehingga kalaupun pendapatnya itu "nyeleneh bin aneh" ya... gak masalah, yang penting B-I-C-A-R-A !
Di bagian terakhir, Cak Nun berkisah mengenai Israel yang senang mempermalukan "kemanusiaan" dengan menggempur Palestina. Cak Nun juga menyentil masalah penyerangan Israel, gertak "keras" Iran, betapa damainya Arab-Israel, serta menciutnya PBB didepan Israel. salah satu bagian yang paling menarik adalah esai "Tugas Sepatu". Esai "Tugas Sepatu" merupakan opini Cak Nun mengenai tragedi pelemparan sepatu oleh Jurnalis kepada G.W.Bush, yang pada saat itu masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Cak Nun menjelaskan betapa beragamnya fungsi sepatu, karena selain melindungi ternyata ia juga bisa melukai. Bahkan sepatu dapat menjadi perwujudan isi hati seseorang terhadap seseorang lainnya.
Komentar :
Buku ini bagus banget. rekomendasi untuk kalian yang selalu mempertanyakan mengapa Indonesia selalu mandek dan terjebak dalam kelompok negara berkembang. Membaca buku ini bisa membuatmu tertawa akan "kegilaan" Cak Nun dalam bertutur, menangis karena menyadari "kegilaan" diri, senyum miris melihat kondisi negeri dan psikologis masyarakatnya yang mengalami peningkatan ke arah yang"tidak bisa dijelaskan", sekaligus marah karena ketidakmampuan diri dalam mengubah kondisi bangsa dan masyarakat. terakhir, rasa harap dan optimis(yang tidak terlalu tinggi, tentunya) jika kondisi negeri masih bisa kita ubah, walau hanya dengan tersenyum.
salah satu essai favorit |
salah satu essai favorit (2) |
Jumat, 11 Agustus 2017
Resensi Buku : THE DEAD RETURNS
Penulis : Akiyoshi Rikako
Tahun : 2015
Edisi : Cetakan pertama bulan Agustus
2015 (Indonesia)
Penerbit :
Penerbit Haru (Indonesia)
Jum. Halaman : 252
halaman
Sinopsis :
Buku ini menceritakan seorang
pelajar SMA dijepang yang biasa, malah terkesan diabaikan oleh teman sekelas. Namanya
adalah Koyama Nobuo. Koyama ini merupakan orang yang minder , kurang percaya
diri khususnya pada penampilan. Disekolah ia hanya dekat satu orang,
sahabatnya yang bernama Yoshio. Mereka
berdua sama – sama memiliki hobi yang sama yaitu, mengkoleksi miniatur kereta
api. Karena hobi inilah, koyama dan yoshio dianggap maniak, dan membuat diri
mereka semakin terkucilkan dikelas.
Suatu hari, koyama menerima
sebuah memo. Isi memo tersebut adalah meminta untuk bertemu pada waktu tertentu
di tebing Miura. Awalnya, koyama mengira
memo ini berasal dari Yoshio. Namun , ketika koyama datang ke tebing
Miura, disana ia tidak menemukan yoshio. Bahkan, secara tiba – tiba dia
didorong dari tebing. Dsaat sudah terkapar tak berdaya, sebelum pingsan ia
melihat sesosok pemuda yang ingin menolongnya. Saat pemuda itu menjulurkan
badannya dengan maksud menolong koyama ini, pemuda ini malah kehilangan
keseimbangan dan jatuh diatas permukaan tebing. Tak lama, koyama kemudian
pingsan dan koma.
Ketika koyama terbangun dari koma
, ia menyadari jika ia terbangun dengan tubuh yang salah. Pada intinya ,
jiwanya adalah jiwa koyama namun tubuhnya adalah tubuh pemuda yang berusaha
menolongnya ditebing, yang kemudian diketahui bernama Takahashi Shinji.
Naasnya, tubuh koyama (yang mungkin diisi oleh jiwa takahashi shinji) dikatakan
sudah meninggal oleh suster rumah sakit. Dari situlah, koyama bertekad mencari
siapa pembunuh dirinya dengan berpura – pura menjadi takahashi shinji dengan
petunjuk yang berasal dari memo tersebut.
Nilai
Percaya
dengan diri sendiri
Keluar
dari zona aman untuk mengasah keterampilan diri sendiri
Peduli
dengan teman – teman sekelas, jangan individualis
Apabila
memiliki masalah, ceritakan atau minta bantuan kepada orang terdekat yang bisa
dipercaya atau pihak yang memiliki kewenangan untuk menyelesaikan permasalahan.
Jangan
pendam masalah dan emosimu, apabila kamu tidak kuat menanggungnya.
Minggu, 09 Oktober 2016
Review Jurnal Teori Organisasi : "Strategies for change : adaptation to new accounting conditions"
Strategies
for change : adaptation to new accounting conditions
Pendahuluan
Tujuan
dari penulisan artikel ini adalah untuk mengidentifikasi strategi manajer lini
tengah (middle manager) selama
perubahan kondisi akuntansi. artikel ini mendiskusikan bagaimana manajer lini
tengah pada institusi publik dibidang kesehatan dalam mengubah strategi mereka
selama perubahan transformasional. Materi ini menarik karena manajer memiliki
karakteristik untuk terikat dengan tradisi dan melawan perubahan.
Konsep
perubahan kondisi akuntansi dapat diartikan adanya meningkatkan fokus
pengawasan, pencatatan komunikasi dan analisis keuangan. Pada kondisi ini,
manejer lini tengah berada dititik vital, diantara manajemen dan staf. Manajer
lini tengah memiliki kekuatan untuk melewati proses perubahan. Keputusan
strategis manajer lini tengah membangun hubungan yang penting dalam perubahan transformal.
Sedangkan
startegi, dalam penelitian ini, didasarkan pada konsep chaffe (1985) dari
startegi interpretatif. Strategi jenis ini menggambarkan organisasi sebagai
kumpulan perjanjian yang dilakukakn oleh individu yang memiliki kehendak
bebas. Pada konsep ini menyiratkan jika
manajemen dapat mengambil sudut pandang di satu arah sementara manajer lini
tengah memilih untuk melawannya.
Teori
perubahan
memberikan dampak kepada mayoritas pekerja di organisasi. Perubahan
transformasional pada organisasi didefinisikan sebagai awal dari perilaku yang
baru yang kemudian menyebar dalam komunitas. Perubahan seringkali berasal dari
luar dan diintegrasikan dalam organisasi.
Model
perubahan sering didesain uuntuk tujuan operasional. Gagasan digunakan untuk
menjadi alat atas mengantarkan kepada pekerjaan yang berkualitas. Namun,
perubahan tidak dapat direncanakan dan tidak diinginkan. ditambah lagi,
organisasi tidak selalu efektif dan taat.
Maka, dibutuhkan model teoritis yang mampu menjelaskan variasi
berlangsung serta berkelanjutan dari praktik baru dan pola atas tindakan paska
penerapan. Terdapat 2 model perubahan di penelitian ini :
a. Stepwise change models.
Pada
model ini, perubahan organisasi diidentifikasi dalam 2 langkah (tolbet dan zucker,1996).
Langkah pertama, fase semi-institusionalis , yang diikuti langkah kedua,
institusional sepenuhnya. Model ini juga hampir sama dengan konsep model stein
(1997)yang menggunakan konsep learning
the first order dan learning the second order. Learning the
first order merupakan perubahan
organisasi yang tanpa transformasi bentuk seperangkat nilai – nilai.
Sedangkan learning the second order
melibatkan perubahan yang radikal.
Selain
itu ada juga konsep yang diperkenalkan oleh jacobs (2005), yaitu konsep
polarisasi dan hibridisasi. Polarisasi terjadi
ketika sub-kelompok yang berbeda dalam organisasi menerima reorganisasi dan berprilaku dalam cara yang baru, sementara individu yang
tersisa melanjutkan kinerja seperti sebelumnya. sedangkan hibridisasi merupakan
perubahan fundamental yang terjadi dan ide baru yang digunakan oleh keseluruhan
organisasi. Selanjutnya, konsep yang
diperkenalkan oleh van de
ven dan poole (1995) yang mengidentifikasi 4 langkah yang berbeda pada
model teoritis yang menjelaskan perubahan organisasi. Yaitu, konfrontasi,
dissastification, konsensus, dan
implementasi.
b. Continuous change model
Hining dan malhotra (2008)
menggambarkan model perubahan berkelanjutan berjalan (ongoing continuous change model) dalam 6 langkah perubahan
organisasi . langkah – langkah tersebut
adalah pressure (tekanan), deinstitutionalisation
(deinstitusionalisasi), preinstitutionalisatio,
theorisation (teorisasi), diffusion (difusi), dan institutionalisation. Bentuk teori ini
menyebabkan adanya rantai perubahan transformasional.
Metodelogi
Penelitian
ini memfokuskan perhatian kepada manejer lini tengah yang bekerja dipelayanan
kesehatan publik di swedia. Jumlah manajer lini tengah dalam organisasi
kesehatan di swedia yang berpartisipasi di penelitian ini sebesar 25 orang.
Pemilihan manajer lini tengah pada penelitian ini untuk mengidentifikasi proses perubahan
secara umum di sektor kesehatan publik. Penelitian ini dilakukan dengan teknik
wawancara dan menggunakan transkrip. Selanjutnya, hasil interview diproses
dengan 5 langkah. Pertama, menyeleksi
material yang relevan dengan penelitian ini. kedua, mengidentifikasi perubahan
transformasional yang dominan terjadi. Ketiga, menyeleksi startegi yang
diterapkan manajer. Keempat, mengintrepetasi bahan material yang dibuat dengan
menggunakan model teoritis. Kelima , mereview kembali bahan material untuk
melihat apakah interpretasi konsisten dengan model teoritis.
Analisis kasus penelitian
Kasus
:
Berdasarkan
hasil yang ditemukan, manajer lini tengah pada organisasi kesehatan di swedia
memiliki tanggung jawab anggaran yang luas. namun, mereka kekurangan akan pelatihan manajemen dan
keuangan. Ditambah lagi, manajer lini tengah ini lebih banyak berasal dari
profesi keperawatan. Ini mengindikasikan apabila mereka lebih mengerti
persoalan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan daripada pengendalian manajemen. Padahal tugas mereka
tidak hanya berkaitan dengan pelayanan kesehatan saja. manajer lini tengah
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memecat karyawan, membeli peralatan,
dan aktivitas berbeda lainnya.
Pada
penelitian ini, model pengendalian manajemen yang diterapkan adalah balanced scorecard. Dengan balanced scorecard diharapkan memberikan
kontribusi besar terhadap kinerja organisasi. Namun pada kenyataannya, para
manajer lini tengah senior merasa model pengendalian manajemen baru ini tidak
efektif. Sedangkan pihak yang masih mempertahankan model ini adalah manajemen dan
manajer lini tengah yang baru serta minim pengalaman. Hal ini menyebabkan balanced scorecard hanya menjadi
formalitas dan tidak memiliki dampak
yang berarti pada pekerjaan sehari hari.
Analisis
:
Berdasarkan
penjelasan peneliti, maka diketahui apabila perubahan yang terjadi di organisasi kesehatan publik di
swedia tidak dimulai dengan start-up yang
baik. Tahap start –up merupakan tahap
dimana membangun kemitraan, bagaimana dan dengan siapa pengembangan dilakukan,
serta menentukan kapan saatnya untuk bergerak ke fase selanjutnya (Mclean, 2006). Dari penjelasan
peneliti, maka didapati apabila keputusan untuk mengubah model pengendalian
manajemen menjadi balanced scorecard
diambil oleh manajemen. Keputusan tersebut diambil tanpa adanya persiapan yang
baik. Hal ini terlihat dimana tidak ada tim maupun sub divisi khusus untuk
mensukseskan perubahan ini. bahkan ada kesan jika pihak manajemen hanya
bersikap “ikut-ikutan”, dikarenakan terpengaruh dengan ‘kehebatan” balanced scorecard ini. selain itu,
tidak ada penilaian organisasi sebelum melakukan perubahan. Sehingga yang
timbul adalah ketidakpuasan manajer lini tengah yang berdampak pada penerapan
model pengendalian manajemen baru.
Kasus
2 :
Perubahan
model pengendalian manajemen tentu saja berdampak pada lainnya, termasuk
anggaran. Hal ini diperparah dengan kondisi yang buruk, seperti krisis
keuangan, penghentian perekrutan karyawan baru, dan pembatasan lembur. Hal ini
menimbulkan sikap penghematan. Manajer lini tengah dituntut untuk mampu
memangkas beban yang tidak dibutuhkan dalam aktivitas operasional. Sehingga
anggaran menjadi terbatas. Hal ini menimbulkan sebuah taktik baru yang disebut smart budget strategies. Pada intinya,
strategi ini dilakukan dengan tujuan agar anggaran tahun depan tidak dikurangi.
Analisis
:
Dalam
mengimplementasi suatu sistem yang baru, diperlukan suatu kesiapan dalam
menghadapinya. Salah satunya adalah intervensi yang dilakukan oleh sebuah tim
pengembang organisasi (od) (mclean, 2006). Salah satu cara intervensinya adalah
melakukan training dan coaching. Hal ini akan membantu manajer dan karyawan
secara personal untuk mampu mengimplementasi kebijakan baru organisasi.
Berdasarkan penjelasan peneliti, para manajer harus melakukan eksperimen
terhadap anggaran mereka sehingga mendapatkan strategi baru ini. eksperimen ini
dilakukan oleh manajer lini tengah, dan apabila “berhasil” maka akan disebar ke
manajer lini tengah lainnya. Sehingga bisa dikatakan, pada awal implementasi
model pengendalian manajemen baru, secara personal manajer lini tengah dan
karyawan masih belum siap menghadapi perubahan.
Kasus
ketiga :
Selama
ini, manajer lini tengah menjadi mediator antara manajemen dan pekerja. Namun
dengan adanya kemajuan teknologi ini, menjadi ancaman baru juga bagi manajer
lini tengah. Hal ini dikarenakan para pekerja dapat mengetahui informasi lebih
daripada manajer lininya. Maka, para manajer lini tengah menerapkan suatu
strategi dengan membuat blog dan chat room bagi para pekerja. Dengan adanya
blog dan chat room ini, manajer tidak memiliki tanggung jawab atas informasi
yang tidak tersaring. Hal ini mengakibatkan diskusi menjadi berkembang. Selain
itu, permasalahan yang ada di karyawan dapat diatangi secara cepat. Sehingga
mampu menghilangkan tekanan bagi manajer.
Analisis
:
Keberhasilan
penerapan suatu sistem informasi didukung oleh perangkat teknologi informsi
yang ada (Wijaya, 2011). keberhasilan ini
bertujuan agar manajemen perusahaan dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Akan tetapi , ada perusahaan yang tidak mampu menjalankan hal tersebut.
berdasarkan penjelasan peneliti, pada awalnya pengaruh teknologi ini membawa
ancaman tersendiri bagi manajer lini tengah . namun pada akhirnya, manajer lini
tengah dapat mencari solusinya dan menerapkan startegi barunya. Sehingga
penerapan teknologi informasi membawa keuntungan tersendiri bagi manajer lini
tengah.
Hasil penelitian
adanya
perubahan dalam organisasi, membuat manajer harus mencari startegi – strategi
baru. Pada penelitian ini, pola tersebut berawal dari sikap manajer lini tengah
yang mempertanyakan model pengendalian manajemen baru, bereksperimen dengan
strategi anggaran, lalu
mengimplementasikan informasi teknologi yang baru. Strategi ini membentuk transisi
berdasarkan continuous circular change model yang dipopulerkan oleh malhotra
dan hinings. Ada dua hal yang menjadi
titik temu : pertama , adanya startegi yang terorganisir serta yang kedua,
kecendrungan untuk mengadopsi inovasi yang didukung oleh kebijakan organisasi
dan mempertanyakan apa yang ditolak atau dilarang oleh organisasi.
Jumat, 17 Juni 2016
Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan, dan Sunset Policy Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Niat Sebagai Variabel Intervening
(dalam format pertanyaan dan jawaban)
ini merupakan penelitian yang dilakukan saudari widi d. ernawati
a) Apa permasalahan (isu) pada artikel yang dipilih.
b)
Jelaskan motivasi peneliti untuk melakukan
penelitian.
c)
Bagaimana permasalahan tersebut
dibentuk/disusun (tinjauan teori paradigma yang digunakan, dan penelitian
terdahulu yang menjadi acuan peneliti pada artikel tersebut).
d)
Untuk menjawab masalah penelitian
tersebut, hipotesis apa saja yang telah disusun peneliti.
ini merupakan penelitian yang dilakukan saudari widi d. ernawati
a) Apa permasalahan (isu) pada artikel yang dipilih.
Penelitian ini mengangkat isu
permaslahan mengenai fak-ta-fakta yang menunjukkan rendahnya tingkat kepatuhan
Wajib Pajak di Indonesia. Rendahnya tingkat kepatauhan wajib pajak ini dapat dilihat
dari tax ratio dan tax gap yang masih rendah. Maka, peneliti
merasa perlu mengkaji secara intensif faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan
wajib pajak.
Motivasi pertama, adanya fenomena
kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia yang masih rendah. Motivasi kedua adalah keinginan peneliti untuk
menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dengan
menggunakan teori perilaku, TPB (Theory
of planned behaviour). Motivasi ketiga adalah peneliti ingin memperluas
penelitian dengan menambah variabel pada kerangka Teori Perilaku Terencana
Paradigma
teori yang digunakan adalah positivisme. Hal ini dikarenakan peneliti
menggunakan Teori Perilaku Terencana untuk meramalkan perilaku atau memprediksi
perilaku. Peneliti juga memilih menggunakan Teori Perilaku Terencana untuk
menjelaskan fenomena atau faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan Wajib Pajak.
Teori yang digunakan pada penelitian ini
adalah Teori Perilaku Terencana (Theory
of Planned Behaviour), sunset policy,
Niat Kepatuhan pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak.
Ø Teori Perilaku Terencana
berpendapat apabila adanya perilaku ditentukan oleh niat ber-perilaku yang
dimiliki seseorang (Ajzen 1991). Terdapat tiga faktor penentu niat, yaitu sikap
terhadap perilaku (attitude toward the behavior, norma subjektif (Subjective
norm), dan kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioral
control). Sikap terhadap perilaku adalah keyakinan individu akan hasil dari
suatu per-ilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength and
outcome evaluation). Pada penelitian ini, sikap terhadap kepatuhan pajak
adalah seberapa besar keyakinan Wajib Pajak atas hasil yang akan diperoleh atas
kepatuhan pajak dan evaluasi atas hasil perilaku kepatuhan pajak.
Keyakinan normatif (normative beliefs) merupakan
keyakinan berkaitan dengan harapan normatif orang lain yang memotivasi
seesorang untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs and motiva-tion
to comply). Keyakinan normatif merupakan indikator yang kemudian
menghasilkan norma subjektif (subjective norms. Jadi norma subjektif
adalah persepsi seseorang tentang pengaruh so-sial dalam membentuk perilaku
tertentu.. Seseorang bisa terpengaruh atau tidak terpengaruh oleh tekanan
sosial. Berkaitan dengan studi ini, norma subjektif adalah keyakinan Wajib
Pajak tentang kekuatan pengaruh orang-orang atau faktor lain di lingkungannya
yang memotivasi seseorang un-tuk melakukan kepatuhan pajak atau tidak melakukan
kepatuhan pajak.
Ø Sunset Policy merupakan fasilitas penghapusan
sanksi administrasi pajak berupa bunga sebagaimana diatur dalam Pasal 37A
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (Direktorat Jenderal Pajak, 2007) yang
meliputi: (1) penghapusan sanksi administrasi terhadap Wajib Pajak yang belum
memiliki NPWP; (2) penghapusan sanksi administrasi terhadap Wajib Pajak atas
penyampaian dan pembetulan SPT yang salah; dan (3) penghapusan sanksi
administrasi atas kurang bayar pajak.
Ø Niat Kepatuhan Pajak dalam Teori
Perilaku Terencana, merupakan intensi atau niat untuk berperilaku dalam
membayar pajak. Niat berperilaku ini selain diten-tukan oleh sikap dan norma
subjektif, niat juga ditentukan oleh kontrol perilaku yang dipersepsi-kan.
Ketiga komponen ini berinteraksi dan menjadi indikator bagi niat yang pada
gilirannya akan menentukan apakah
perilaku tertentu akan dilakukan atau tidak.
Ø Untuk Kepatuhan wajib pajak, pada
tahun 2008 telah dikeluarkan SE-02/PJ/2008 tentang Tata Cara Penetapan Wajib
Pajak Dengan Kriteria Tertentu sebagai ”turunan” dari Peraturan Menteri
Keuangan No. 192/PMK.03/2007. Syarat-syarat Wajib Pajak Patuh menurut Peraturan
Menteri Keuangan No. 192/PMK.03/2007
·
Pada
penelitian , terdapat 6 rumusan masalah yang dijabarkan oleh peneliti. Rumusan
masalah tersebut sebagai berikut :
a). Apakah
sikap berpengaruh terhadap niat Wajib Pajak untuk berperilaku patuh?
b). Apakah norma subjektif berpengaruh
terhadap niat Wajib Pajak untuk berperilaku patuh?
c). Apakah kontrol perilaku yang dipersepsikan
berpengaruh terhadap niat Wajib Pajak untuk berperilaku patuh?
d). Apakah kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh langsung
terhadap Wajib Pajak untuk berperilaku patuh tanpa melalui variabel niat?
e). Apakah Sunset Policy berpengaruh
terhadap niat Wajib Pajak untuk berperilaku patuh?
f). Apakah niat sebagai
variabel intervening berpengaruh terhadap perilaku kepatuhan pajak?
·
Untuk penelitian terdahulu, peneliti
menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Hanno dan Violette (1996),
Blanthorne (2000), Bobek dan Hatfield (2003), Mustikasari (2007), dan Arniati
(2009). Pada penelitian tersebut, faktor yang memengaruhi kepatuhan Wajib Pajak
dijelaskan dengan menggunakan Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned
Behavior).
Penelitian Hanno dan
Violette (1996) menemukan bahwa sikap dan norma subjektif berpengaruh positif
terhadap niat dan perilaku kepatu-han Wajib Pajak. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Blanthorne (2000) memanfaatkan Teori Perilaku Terencana dengan
menambahkan variabel etika untuk menelaah perilaku kepatuhan pajak pada dua
ke-lompok Wajib Pajak Orang Pribadi. Untuk penelitian Mustikasari (2007)
melakukan pengujian tentang kepatuhan Wajib Pajak Badan pada perusahaan
industri pengolahan kelas menengah dan besar di Surabaya. Mustikasari menguji
pengaruh faktor-faktor dalam Teori Perilaku Terencana terhadap ketidakpatuhan Wajib
Pajak Badan dengan menambahkan variabel kewajiban moral, kondisi keuangan
perusahaan, fasilitas perusahaan, dan iklim keorganisasian. Sedangkan, Arniati
(2009) mereplikasi penelitian Trivedi, Shehata, dan Mestelman (2004) dengan
menambahkan satu variabel etika dari Machiavellin. Hasil penelitian
menunjuk-kan bahwa sikap tidak memengaruhi perilaku melalui niat, sedangkan
variabel yang me-mengaruhi niat kepatuhan Wajib Pajak adalah norma subjektif
dan kontrol perilaku yang dipersepsikan.
· Apakah sikap berpengaruh
terhadap niat Wajib Pajak untuk berperilaku patuh?
Sikap terhadap kepatuhan
pajak dibentuk oleh keyakinan-keyakinan Wajib Pajak mengenai kepatuhan pajak.
Keyakinan Wajib Pajak akan menghasilkan sikap terhadap kepatuhan pajak yang
akan membentuk niat Wajib Pajak untuk patuh atau tidak patuh terhadap peraturan
yang berlaku. Hasil penelitian Hanno dan Violette (1996) serta Bobek dan
Hatfield (2003) menyatakan bahwa sikap terhadap ketidakpatuhan pajak
berpengaruh positif terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Mustikasari (2007) juga
membuktikan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap niat untuk berperilaku.
Berdasarkan penjelasan di atas, dikembangkan hipotesis sebagai berikut :
H1: Sikap terhadap kepatuhan
pajak berpengaruh terhadap niat Wajib Pajak untuk berperilaku patuh.
·
Apakah norma subjektif
berpengaruh terhadap niat Wajib Pajak untuk berperilaku patuh?
Norma subjektif merupakan fungsi dari harapan yang dipersepsikan
individu saat satu atau lebih orang di sekitarnya menyetujui perilaku tertentu
dan memotivasi individu tersebut untuk mematuhi mereka (Ajzen, 1991). Sikap
terhadap kepatuhan pajak sudah terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman Wajib
Pajak maupun pengalaman orang lain. Hal ini akan membentuk niat Wajib Pajak
untuk patuh atau tidak patuh. Namun, niat ini bisa berubah karena pengaruh
orang sekitar tau faktor lainnya. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dikembangkan
hipotesis sebagai berikut:
H2:Norma subjektif berpengaruh terhadap niat Wajib Pajak untuk
berperilaku patuh.
· Apakah kontrol perilaku yang
dipersepsikan berpengaruh terhadap niat Wajib Pajak untuk berperilaku patuh?
Ajzen
(1991) berpendapat bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan memengaruhi niat
didasarkan atas asumsi bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh individu
akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut. Penelitian Mustikasari
(2007) dan Arniati (2009) telah membuktikan secara empiris bahwa kontrol
perilaku yang dipersepsikan memengaruhi niat berperilaku. Namun, hasil yang
berbeda ditunjukkan oleh penelitian Bobek dan Hatfield (2003) serta Blanthorne
(2000), yang menyatakan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan tidak
memengaruhi niat. Berdasarkan penjelasan di atas, diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H3:Kontrol
perilaku yang dipersepsikan berpengaruh pada niat Wajib Pajak untuk berperilaku
patuh.
· Apakah kontrol perilaku yang
dipersepsikan berpengaruh langsung terhadap Wajib Pajak untuk berperilaku patuh
tanpa melalui variabel niat?
Kontrol perilaku yang dipersepsikan memengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung terhadap perilaku (Ajzen, 2005). Pengaruh langsung dapat
terjadi jika terdapat actual control di luar kehendak individu sehingga memengaruhi
perilaku. Semakin positif sikap terhadap perilaku dan norma subjektif, maka
semakin besar kontrol yang dipersepsikan seseorang, sehingga semakin kuat niat
seseorang untuk memunculkan perilaku tertentu. Akhirnya, sesuai dengan kon-disi
pengendalian yang nyata di lapangan (actual behavioral control) niat
tersebut akan di-wujudkan jika kesempatan itu muncul. Sebaliknya, perilaku yang
dimunculkan bisa jadi bertentangan dengan niat individu tersebut. Hal tersebut
terjadi karena kondisi di lapangan tidak memungkinkan memunculkan perilaku yang
telah diniatkan sehingga dengan cepat akan memen-garuhi kontrol perilaku yang
dipersepsikan individu tersebut. Kontrol perilaku yang dipersepsikan yang telah
berubah akan memengaruhi perilaku yang ditampilkan sehingga tidak sama lagi
dengan yang diniatkan.
Penelitian Bobek dan
Hatfield (2003) serta Blanthorne (2000) berhasil membuktikan bahwa kontrol
per-ilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap perilaku secara
langsung. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikembangkan hipotesis sebagai
berikut:
H4:Kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh secara langsung
terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
· Apakah Sunset Policy berpengaruh
terhadap niat Wajib Pajak untuk berperilaku patuh?
Sunset Policy berawal dari konsep pengampunan pajak (tax amnesty).
Pemerintah menerapkan Sunset Policy untuk memberikan pengampunan pajak
dan semata-untuk melindungi Wajib Pajak. Penelitian terkait pengampunan pajak
yang dilakukan oleh Alm dan Beck (1998) menunjukkan bahwa pengampunan pajak
selalu memengaruhi kepatuhan pajak (tax compliance) dan kemauan membayar
pajak. Penelitian di Indonesia terkait dengan pengampunan pajak yang terkenal adalah
penelitian yang dilakukan oleh Ratung dan Adi (2009) menunjukkan bahwa
kebijakan Sunset Policy direspon secara positif oleh wajib pajak, yaitu
dengan semakin meningkatnya kemauan membayar pajak. Berdasarkan penjelasan di
atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
H5: Sunset Policy berpengaruh positif terhadap niat Wajib
Pajak untuk berperilaku patuh.
· Apakah niat sebagai variabel
intervening berpengaruh terhadap perilaku kepatuhan pajak?
Dalam Teori Perilaku
Terencana, perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya intensi
atau niat untuk berperilaku. Sementara itu, munculnya niat berperilaku selain
ditentukan oleh sikap dan norma subjektif, juga ditentukan oleh presepsi
mengenai kontrol perilaku. Ketiga komponen berinteraksi dan menjadi indikator
bagi niat yang pada gilirannya menentukan apakah perilaku tertentu akan
dilakukan atau tidak. Jadi, niat dalam penelitian ini merupakan variabel
mediasi atau variabel intervening, yaitu variabel yang memengaruhi
hubungan antara var-iabel-variabel independen dengan variabel dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung (In-driantoro dan Soepomo: 66). Berdasarkan penjelsan
di atas, hipotesis penelitian yang diajukan adalah:
H6 : Niat untuk berperilaku patuh berpengaruh positif terhadap perilaku
kepatuhan Wajib Pajak.
e)
Jelaskan apa saja kontribusi
penelitian tersebut, yang meliputi kontribusi teori, praktik, dan kebijakan.
Terdapat 3 kontribusi yang
diberikan pada penelitian ini. Pertama, kontribusi teoritis, yaitu memberikan bukti
secara empiris penerapan Teori Perilaku Terencana dalam menjelaskan fenomena
atau faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Kedua, kontribusi
praktik, yaitu memberikan informasi tentang kriteria Wajib Pajak Patuh yang
bisa dijadikan acuan Wajib Pajak untuk mengevaluasi dan memperbaiki praktik
kepatuhan pajak yang telah dilaksanakan selama ini Ketiga, kontribusi Kebijakan, yaitu memberikan
informasi kepada Direktorat Jenderal Pajak mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi niat Wajib Pajak untuk ber-perilaku patuh dengan pendekatan Teori
Perilaku Terencana dan bisa digunakan untuk mengevaluasi program Sunset
Policy yang telah dilaksanakan, apakah program tersebut berhasil
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
f)
Bagaimana peneliti menyusun
desain penelitiannya, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
i.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak
Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pluit sebanyak
614.
ii.
Sample/sample
unit
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan
sampel berbasis pada probabilitas dengan teknik random sederhana. Besarnya
jumlah sampel dihitung melalui rumus formula statistik pendekatan Yamane
(Ferdi-nand, 2006: 227).
iii.
Besarnya
sample
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 86 ahli
pajak.
iv.
Variabel
penelitian (dependen dan independen)
Variabel independen meliputi sikap terhadap
kepatuhan pajak, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan, dan
sunset policy. Sedangkan variabel dependen meliputi niat dan kepatuhan Wajib
Pajak.
v.
Definisi
operasional variable yang digunakan dan cara pengukurannya (measurement).
·
Sikap
terhadap kepatuhan pajak
Sikap adalah aspek perasaan yang dimiliki oleh Wajib
Pajak yang ditentukan secara lang-sung oleh keyakinan yang dimiliki oleh Wajib
Pajak terhadap perilaku kepatuhan pajak. Keya-kinan-keyakinan yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan 5 keyakinan dari hasil explorato-ry-test. Secara
matematis, Ajzen (2006) memberikan formula sikap dalam persamaan berikut: AB α
Σ bi ei ; AB = attitude toward the behavior, b = beliefs
strength, dan e= outcome evaluation.
·
Norma
Subjektif
Norma subjektif terhadap
kepatuhan pajak adalah kekuatan pengaruh pandangan orang-orang di sekitar Wajib
Pajak terhadap perilaku kepatuhan pajak. Ajzen (2006) memberikan for-mula norma
subyektif dalam persamaan berikut: SN α Σ nimi; SN = subjective norm,
n = norma-tive beliefs, dan m = motivation to comply.
·
Kontrol Perilaku
Kontrol perilaku yang
dipersepsikan adalah sejumlah kontrol yang diyakini akan men-dorong Wajib Pajak
dalam menampilkan perilaku kepatuhan pajak. Indikator kontrol perilaku yang
dipersepsikan dalam penelitian ini hasil dari exploratory-test. Ajzen
(2006) memberikan formula kontrol perilaku yang dipersepsikan dalam persamaan
berikut: PBC α Σcipi; PBC = per-ceived behavioral control, c = control
beliefs strength, dan p = control beliefs power.
· Sunset Policy
Sunset Policy merupakan fasilitas penghapusan
sanksi administrasi pajak berupa bunga sebagaimana diatur dalam Pasal 37A
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. Indikator yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan indikator dari Sunset Policy yang meliputi penghapusan
sanksi administrasi terhadap Wajib Pajak yang belum memiliki NPWP, penghapusan
sanksi administrasi terhadap penyampaian dan pembetulan SPT yang salah, dan
penghapusan sanksi administrasi atas kurang bayar pajak.
· Niat
untuk berperilaku patuh
Dalam Teori Perilaku Terencana
yang dirumuskan Ajzen (1991), niat berperilaku meru-pakan variabel antara dalam
membentuk perilaku. Hal ini berarti bahwa seseorang akan melakukan suatu
tindakan atau perilaku melalui niat. Dalam penelitian ini, niat ditetapkan
sebagai variabel intervening karena memediasi hubungan variabel
independen (sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan, dan Sunset
Policy) ke variabel dependen (kepatuhan pajak). Dalam mengukur variabel
laten niat untuk berperilaku patuh, responden akan dimintai pendapat-nya
tentang 2 pernyataan yang mewakili 2 variabel niat, yaitu: (1)kecenderungan dan
(2) kepu-tusan untuk patuh terhadap ketentuan perpajakan.
· Kepatuhan
Wajib Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak diukur
dengan menggunakan instrumen yang mengacu pada syarat-syarat wajib pajak patuh
menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 192/PMK.03/2007 ten-tang kriteria Wajib
Pajak Patuh kepatuhan penyerahan SPT (filing compliance), (2) kepatuhan
pembayaran (payment compliance), dan (3) kepatuhan pelaporan (reporting
compliance).
vi.
Model
hubungan antara variable (relational/causal/interdependensi/dependensi)
Model hubungan penelitian ini adalah hubungan
kausal. Hubungan kausal memiliki arti apabila adanyan keterkaitan atau
ketergantungan dari dua realitas, konsep, gagaasan, ide, atau permsalahan.
viii.
Alat-alat
analisis yang digunakan
Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan software
SmartPLS.
ix.
Hasil
temuan yang diperoleh
Berdasarkan pengujian Hipotesis, Tabel 3 menunjukkan
bahwa koefisien jalur dari konstruk sikap ke konstruk niat sebesar 0,330 dan
t-hitung sebesar 2,508. Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 diperoleh
t-tabel sebesar 1,96 dan ini menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari pada
t-tabel yang berarti bahwa koefisien jalur tersebut adalah signifikan, sehingg
hipotesis penelitian H1 diterima. Untuk hipotesis kedua, koefisien jalur dari
konstruk norma ke konstruk niat sebesar 0,071 dan t-hitung sebesar 0,458.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 diperoleh t-tabel sebesar 1,96 dan
ini menunjukkan bahwa t-hitung lebih kecil dari pada t-tabel yang berarti bahwa
koefisien jalur tersebut adalah tidak signifikan, sehingg H2 yang menyatakan
bahwa norma subjektif berpengaruh terhadap niat ditolak. Untuk hipotesis
ketiga, menunjukkan bahwa koefisien jalur dari konstruk kontrol ke konstruk
niat sebesar 0,277 dan t-hitung sebesar 2,021. Dengan menggunakan taraf
signifikansi 0,05 diperoleh t-tabel sebesar 1,96 dan ini menunjukkan bahwa t-
hitung lebih besar dari pada t-tabel yang berarti bahwa koefisien jalur
tersebut adalah signifikan, sehingg H3 yang menyatakan bahwa kontrol per-ilaku
yang dipersepsikan berpengaruh terhadap niat Wajib Pajak untuk berperilaku
patuh diterima. Untuk hipotesis
keempat, menunjukkan bahwa koefisien jalur dari konstruk kontrol ke
konstruk kepatuhan sebesar 0,404 dan t-hitung sebesar 3,708. Dengan menggunakan
taraf signifikansi 0,05 diperoleh t-tabel sebesar 1,96 dan ini menunjukkan
bahwa t-hitung lebih besar dari pada t-tabel yang berarti bahwa koefisien jalur
tersebut adalah signifikan,sehingg H4 yang menyatakan bahwa kontrol per-ilaku
yang dipersepsikan berpengaruh secara langsung terhadap kepatuhan pajak
diterima. Untuk hipotesis kelima, menunjukkan bahwa koefisien jalur dari
konstruk sunset policy ke konstruk niat sebesar 0,042 dan t-hitung
sebesar 0,246. Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 diperoleh t-tabel
sebesar 1,64 (pengujian hipotesis satu ekor) dan ini menunjukkan bahwa t-hitung
lebih kecil dari pada t-tabel yang berarti bahwa koefisien jalur tersebut
adalah tidak signifikan. Sedangkan untuk hipotesis keenam, menunjukkan bahwa
koefisien jalur dari konstruk niat ke konstruk kepatuhan sebesar 0,273 dan
t-hitung sebesar 2,492. Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 diperoleh
t-tabel sebesar 1,64 dan ini menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari pada
t-tabel yang berarti bahwa koefisien jalur tersebut adalah signifikan. Terakhir
, niat terbukti bisa menjadi variabel intervening yang ditunjuk-kan oleh
hasil statistik bahwa niat berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan pajak, dan apabila variabel niat dikeluarkan dari model, maka
pengaruh sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan, dan sunset
policy menjadi lemah.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan temuan
studi dapat disimpulkan bahwa sikap dan kontrol perilaku yang dipersepsikan
berpengaruh terhadap niat untuk berperilaku patuh, se-dangkan norma subjektif
dan sunset policy tidak berpengaruh terhadap niat untuk berperilaku
patuh. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa kontrol perilaku yang
dipersepsikan berpengaruh langsung terhadap kepatuhan pajak. Secara umum, hasil
penelitian mendukung Teori Perilaku Ter-encana, namun variabel sunset policy
belum bisa ditambahkan sebagai tambahan variabel penentu niat dalam
kerangka Teori Perilaku Terencana.
x.
Celah
(kekuatan/kelemahan) yang memungkinkan penelitian ini untuk replikasi, atau
disempurnakan modelnya, area penelitiannya, dan lain-lain.
·
Sampel penelitian hanya diambil
dari Wajib Pajak yang terdaftar di satu KPP sehingga hasil penelitian tidak
dapat digunakan sebagai dasar generalisasi atau dengan kata lain, validitas
ek-sternalnya kurang.
·
Model penelitian kepatuhan
pajak menggunakan Teori Perilaku Terencana dengan memasukkan variabel sunset
policy sebagai tambahan variabel prediktor penentu niat berperilaku relatif
masih baru, kemungkinan indikator-indikator yang dijadikan instrumen penelitian
peneliti ku-rang tepat sehingga diperlukan pengujian kembali atas model dan
instrumen-instrumen yang digunakan.
fajar waktu itu. fajar waktu ini. |
Langganan:
Postingan (Atom)