MANUFACTURING
SHAREHOLDER VALUE:THE ROLE OF
ACCOUNTING IN ORGANIZATION
TRANSFORMATION
Pendahuluan
Bermula
adanya fenomena pengkajian penciptaan nilai pemegang saham yang sebagian besar
tidak berasal dari penggunaan ukuran akuntansi. Padahal, penciptaan nilai
pemegang saham berasal dari peningkatan surplus rasionalisasi operasi
(penghematan) ataupun akuisisi. Adapun dalam beberapa
penelitian lainnya, perampingan usaha tidak digabungkan dalam upaya menciptakan
nilai pemegang saham. Jadi upaya perampingan hanya menambah nilai yang berorientasi pada pegawai
dan pelanggan.
Intinya, penelitian akuntansi saat ini masih berkutat pada teknik
akuntansi tertentu yang membantu dan memotivasi manajemen untuk menciptakan nilai
bagi pemegang saham. Sifat pembatasan
antara penciptaan nilai pemegang saham, pengukuran akuntansi serta upaya
rekstrukturisasi ada di sebagian besar penelitian. Contohnya saja, penelitian
yang dilakukan oleh Barsky, Hussein, dan
Jablonsky (1999). Mereka menghubungkan pencapaian nilai pemegang saham pada
perampingan perusahaan tapi fokus mereka
pada analisis hasil keuangan yang dipublikasikan daripada memeriksa
artikulasi dan penggunaan ukuran akuntansi dalam upaya penciptaan nilai
pemegang saham. Selain itu, ada juga penelitian yang dilakukan oleh Armstrong
(1987, 1991) dan Hopper & Armstrong(1991) yang sudah menaruh perhatian pada
reorganisasi dan penciptaan nilai pemegang saham tapi fokus mereka adalah pada hubungan
pekerja-manajer. Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Froud, Johal, Leaver,
& Williams (2006), yang meneliti kinerja perusahaan dan nilai pemegang
saham telah dikaitkan dengan perbaikan
harga saham AS dan Inggris pada 1990-an secara eksklusif untuk menguatkan
faktor diluar korporasi. Penelitian - penelitian ini menunjukkan apabila
perubahan di luar korporasi penting untuk diperhatikan perkembangannya. Namun
pada penelitian ini juga menunjukkan jika perubahan internal juga sama
pentingnya.
Tujuan
dari makalah ini adalah untuk memberikan kontribusi pemahaman yang lebih
tentang pentingnya wacana penciptaan nilai pemegang saham, keterlibatan
akuntansi dalam mencapai penciptaan nilai pemegang saham, dan aspek
restrukturisasi pada pekerjaan. Asumsi yang digunakan tentang penciptaan nilai pemegang
saham, disampaikan melalui wacana adannya keinginan dan manfaat yang
mendefinisikan dan membangun hubungan ekonomi murni atau politik-ekonomi.
Selain itu, makalah ini meneliti peran akuntansi di Conglom (nama samaran
perusahaan yang dijadikan objek penelitian) dalam menggunakan metrik yang
berfungsi untuk menerjemahkan strategis mencapai penciptaan nilai pemegang
saham dengan cara rasionalisasi operasional dan pemotongan biaya. Analisis
berlandaskan pemikiran jika wacana penciptaan nilai pemegang saham dan
pengembangan metrik akuntansi terkait diinterpretasikan sebagai langkah
hegemonik. Dimana merupakan gejala adanya pergeseran ke arah 'despotik' mode reproduksi kapitalis.
Nilai pemegang saham dan bentuk
baru dari organisasi kerja
Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan premis jika pengelolaan aktivitas
produktif untuk mengamankan tingkat penerimaan dari retun dimaksudkan agar
pemilik memberikan tantangan bagi mereka bertanggung jawab atas pengelolaan
ekonomi kapitalis dan perusahaan. dalam melakukan pengelolaan khusus untuk
tenaga kerja, proses konversi potensi tenaga kerja tidak dapat dilakukan secara
otomatis dijadikan nilai bagi pemegang saham. Hal ini dikarenakan tenaga kerja
tidak dapat ditargetkan secara langsung sebagai sumber utama penciptaan nilai.
Jika diilustrasikan , maka adanya kecendrungan untuk
memberikan nilai tambah kepada produk melalui branding dan pemasaran sebagai
cara untuk memotong biaya. Membedakan produk atau jasa melalui prestise atau
simbol yang dikaitkan dengan merek. Upaya ini dianggap sebagai kunci untuk
mengamankan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan di pasar industri, conglom
(objek), penciptaan nilai bagi pemegang saham hanya sebatas bentuk
rasionalisasi operasional seperti akuisisi, pemotongan biaya, phk, dll. Di
pasar industri, inovasi produk dan
meringkas biaya satuan diakui sebagai sumber utama penciptaan nilai pemegang
saham.
Penciptaan nilai shareholder:
Mainstream position
Adanya pemisahan kepemilikkan dan pengendalian perusahaan yang membuat
manajer bersikap disiplin dan melakukan insentif yang tepat untuk mengatur aset
– aset produktif, termasuk tenaga kerja untuk kepetingan pemilik. Diantara
mekanisme yang diracang untuk mencapai tujuan ini adalah bonus tunai eksekutif
dan opsi saham yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, pendisiplinan pasar
korporasi yang beroperasi melalui pengambilalihan dan pasar dari pengelolaan
tenaga kerja. Pada prinsipnya, faktor penggerak profitabilitas pada seluruh
organisasi langsung terkait dengan nilai pemegang saham dan aliran ke seluruh
organisasi.
Pemilik perusahaan berpikir bagaimana menghubungkan imbalan
manajer dengan perilaku manajer untuk menciptakan nilai pemegang saham. Disini,
kinerja perusahaan menjadi indikator penting. Apabila kinerja perusahaan
rendah, terdapat konsekuensi yang mesti ditanggung oleh pihak manajemen.
selama
tahun 1990an, prioritas penciptaan nilai pemegang saham semakin dikenal sebagai
raison d’etre perusahaan dan
dibenarkan dengan alasan inovasi serta untuk menjaga daya saing. Hal ini
mendukung kehadiran pemilik/pemegang saham sebagai pihak yang membawa risiko
sehingga mereka berhak menerima return sebagai insentif atas risiko yang
ditanggung. Pasar saham dan pengelolaan tenaga kerja dikombinasikan dan
dioperasikan oleh manajer perusahaan dengan insentif yang bagus untuk mencapai
penciptaan nilai pemegang saham. Munculnya
istilah “ekonomi baru” yang didorong oleh demand for extreme kinds of financial discipline. Selanjutnya, akan
mendukung pentingnya penciptaan nilai pemegang saham. Akibatnya, manajer
perusahaan dibangun oleh wacana dominan
mereka untuk menjadi unapologetic
servants of capital. Risiko kehilangan nilai dalam opsi saham serta modal manajerial diatasi oleh manajer dengan cara
normalisasi melalui kekuatan logika pasar. Pada saat yang sama, pencapaian
penciptaan nilai pemegang saham diklaim membawa manfaat bagi kelompok yang
lebih luas.
kritik :rerangka teoritis neo
marxisme
Marxis
ortodoks menekankan jika penciptaan nilai pemegang saham hanya merupakan
pergantian terbaru dari ekonomi kapitalisme pada tenaga kerja, yang akan
menghasilkan krisis. Disisi lain, banyak teori Marxian abad kedua puluh telah
berusaha untuk mengapresiasi peran budaya dalam proses sosial, termasuk ekonomi.
Analisis neo-Marxis cenderung mempertanyakan keberadaan setiap jalan dari
perkembangan kapitalis atau keberadaan 'pra-kelas' yang melayani kebutuhan
fungsional dikaitkan dengan kapitalisme. Neo-Marxisme terdiri dari susunan
heterogen dari unsur yang meliputi Teori Kritis dan budaya Marxisme (misalnya
Frankfurt School), yang disebut Marxisme-Barat dan pemikiran kiri baru (new left thingking). analisis neo-Marxis
bergeser jauh dari penekanan ortodoks pada aspek menentukan kontradiksi
makro-ekonomi yang pertanda krisis dan / atau revolusi. Hal ini dalam rangka
untuk menjelaskan fluiditas dan ketidakpastian proses akomodasi dan reformasi
dalam masyarakat kapitalis, termasuk restrukturisasi organisasi.
kebanyakan kontributor
(peneliti) hanya melibatkan pemikiran focault dalam penelitian mereka, daripada
menggunakan wawasan neo-marksisme. Sosiologi industri beraliran mainstream,
hanya menjelaskan mengenai ekonomi politik maksisme dan analisis marksis
mengenai proses tenaga kerja (analisis ini diremehkan oleh budaya maksis dan
pemikiran focault yang menolaknya
sebagai anti ekonomi, idealis, dan postmodernis. Sebaliknya, peneliti lebih
memfokuskan perhatian kepada ekonomi politik dari budaya dan budaya sebagai
artefak ekonomi politik. Kecuali karya burawoy (1985) , berupa sebuah etnografi
mengenai hubungan kerja dimana elemen pusat dari budaya operasi pabrik
diidentifikasikan sebagai kunci untuk mempertahankan proses menghasilkan dan menorong surplus yang
bersumber dari tenaga kerja.
Alasan
peneliti memberikan perhatian pada
penelitian burawoy dikarenakan pengalaman etnografis nya di shopfloor (pabrik)
memungkinkan dia untuk merasakan bagaimana dan mengapa tenaga kerja secara
rutin mampu mencapai akomodasi yang saling menguntungkan dengan modal. Pada
tahun 1970 sampai 1980 an, pemikiran burawoy ini tidak diberitahukan. Hal ini
mencontohkan adanya penolakan pemikiran neo-Marxis untuk menerima pemahaman
ortodoks ideologi dan politik sebagai epiphenomenon dari basis ekonomi
masyarakat, bukan sebagai kekuatan yang merupakan bagian integral proses
pembangunan kapitalis dan transformasi.
Analisis
neo marksis versi burawoy menyatakan jika “kepentingan” diberikan secara tidak
obyektif kepada pelaku melalui posisi pelaku dalam struktur ekonomi dan sosial
yang ada. ada penyamaan kepentingan antara pelaku yang ditunjuk sebagai pemilik
modal dan pekerja. Analisis neo-marksis versi burawoy menekankan untuk
melampaui marksis, tidak dalam arti menolak analisisnya, namun dengn menyelidiki
kondisi dimana kepentingan tenaga kerja dan modal benar – benar berlawanan.
Analisis
ortodoks Marxis cenderung untuk menafsirkan penciptaan nilai pemegang saham
sebagai sarana untuk memperkuat kepentingan tertentu yang berkuasa, kaum
kapitalis. sedangkan perspektif neo-Marxis lebih menekankan apabila penciptaan
nilai pemegang saham lebih dipahami sebagai cara membangun kembali kepentingan
yang dianggap berasal dari pemegang saham
dengan cara menginstruksikan
tentang hak-hak dan tanggung jawab mereka. . Pada saat yang sama, kepentingan
tertentu pemegang saham direpresentasikan sebagai manfaat yang menyeluruh
sebagai pencapaian mereka yang diidentifikasi sebagai kunci untuk kemakmuran
yang lebih besar dan kesempatan bagi semua. Singkatnya, klaim bahwa
maksimalisasi nilai pemegang saham
sangat penting untuk sepenuhnya menyadari kekayaan menciptakan potensi
kapitalisme adalah ciri utama dari ranah ideologis yang kepentingannya diatur'
Neo-marxism,
penciptaan nilai shareholder dan hegemonic despotism
Analisis
Neo-Marxis fokus kepada bagaimana kapitalisme melibatkan legitimasi, yang
berfungsi untuk memperpanjang atau merevitalisasi operasinya. Analisis
Neo-Marxis memberikan sedikit perhatian kepada peran dan potensi pasar modal
yang telah ditegskan kembali dan diperkuat oleh
wacana nilai pemegang saham. wacana nilai pemegang saham telah
mengilhami dan dilegitimasi gerakannya oleh para bankir investasi dan / atau
'pemburu perusahaan', untuk mendapatkan pengendalian melalui restrukturisasi
dan menjual perusahaan yg dinilai undervalued; memuaskan perilaku ekonomi oleh
manajemen perusahaan. Dalam wacana ini, perusahaan bermakna sebagai entitas
untuk diperdagangkan dan disiplin untuk tujuan meningkatkan nilai mereka kepada
pemegang saham, yang diukur dengan kinerja harga saham
Intinya, manajer menjadikan naik-turun harga saham sebagai patokan
unttuk membuat keputusan. Bisa jadi melalui pemotongan biaya dalam beberapa
departemen. Namun jika cara ini tidak berhasil, bisa dengan cra menarik uang yang telah diinvestasikan dan membeli kembali
saham di pasar. Namun jika cara ini tidak berhasil masih ada cara lain untuk
mendapatkan perhatian di wall street.
penciptaan nilai memiliki banyak dampak. Salah
satunya, kinerja pasar saham menjadi ukuran tunggal atas kesehatan perusahaan.
harga saham yang kuat disajikan sebagai bentuk penawaran terbaik dari
pelindungan terhadap pengambilalihan lawan usaha dan divestasi yang tidak
diinginkan. sekaligus menjadi penghargaan atas loyalitas dan peningkatan kekayaan
pribadi karyawan yang berpartisipasi dalam logika penciptaan nilai pemegang
saham dengan mengambil opsi saham.
nilai
pemegang saham menyajikan alternatif yang menekankan pada penguatan budaya
perusahaan sebagai kunci untuk 'keunggulan' berkelanjutan. pencapaian nilai
pemegang saham ini kompatibel dengan fokus pada beberapa 'nilai-nilai
bersama' tetapi tetap menjadikan hak
harga saham sebagai ukuran utama perusahaan. hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi risiko penolakan sinis karyawan terhadap kulturalisme perusahaan
dan / atau tuduhan kemunafikan. Hal ini merupakan depotisme baru yang memiliki
bentuk yang relatif tanpa hambatan dan suatu bentuk pencapaian penciptaan nilai
pemegang saham melalui pergerakan harga saham, yang selanjutnya menjadi ajang pembenaran
/ rasionalitas atas tirani dari mobilitas modal. upaya ini menjadikan buruh
secara bersama sama rentan sebagai ajang persaingan ketat internasional dan
mobilitas modal yang memperlemah buruh. Buruh mendapati posisi mereka berada
dibawah tekanan kuat untuk memenuhi harapan investor.
Persaingan global memberikan dorongan untuk mengintensifkan
pengendalian atas tenaga kerja.adanya konsesi antara pekerja dan pemilik modal.
pekerja meminta untuk mempertahankan pekerjaan mereka, sedangkan pemilik modal
mengurangi kesejahteraan dan jaminan hidup pekerja. Ini menyiratkan, jika depotisme
hegemonik merupakan aturan yang tak tertandingi , yang dikur melalui menurunnya
anggota serikat buruh dan pemogokan.
Melalui cara ini, gagasan nilai pemegang saham telah disajikan
untuk mendasari dan melegitimasi proses revitalisasi kapitalis. Promosi
penciptaan nilai pemegang saham menandai penyusupan yang lebih eksplisit dari
pasar modal ke operasi perusahaan. Secara umum, wacana nilai pemegang saham
berfungsi untuk menegaskan kembali memprioritaskan valuasi saham, sekaligus
membenarkan keputusan perusahaan - seperti PHK.
Intinya, tenaga kerja digunakan untuk melakukan konsesi dengan
alasan memperluas keuntungan. Ini suatu bentuk depotisme baru dari tirani mobilitas modal. bentuk depotisme ini
berupa pengalihan operasi, divestasi
Metode penelitian dan sejarah
singkat perusahaan
Intinya
: penelitian ini mengacu paa materi yang bersumber dari data primer dan
sekunder. Ada 50 wawancara
semi-terstruktur, dimana setiap wawancara dilakukan dalam rentang waktu satu
sampai satu setengah jam antara tahun 1999 – 2003, dengan beberapa wawancara
lanjutan pada tahun 2006. Dari wawancara tersebut terdapat 35 perusahaan yang
diwakilkan manajer tengah baik di amerika serikat dan inggris. Sisanya 15 wawancara dilakukan oleh dengan
para pekerja di pabrik.
Conglom, sejarah singkat
Intinya
: perusahaan dibentuk pada pertengahan 1990-an melalui penggabungan dari lima
perusahaan kimia. Pada awal 1960-an Conglom cepat memasuki pasar baru yang
merambah pada produk amonia sintetis, nilon, lemari es dan gas alam. pada awal
tahun 1970 ada penunjukan CEO baru,merupakan inisiatif untuk meningkatkan
profitabilitas menghasilkan penjualan produk yang diidentifikasi sebagai
keuntungan dan investasi bergeser ke eksplorasi minyak dan gas. Pada 1980-an,
Conglom divestasi banyak bisnis yang dianggap non-strategis dan mengakuisisi
dua perusahaan besar; satu di ruang angkasa dan otomotif dan yang lainnya di
gas, minyak dan kedirgantaraan.
pada
tahun 1991, conglom menjadi perusahaan yang tidak fokus. Dikarenakan conglom
sendiri terbagi menjadi tiga perusahaan yang berbeda . hal ini menciptakan
budaya feodal sekaligus memperlemah saham di wall street. Hal ini menjadikan Conglom
menjadi sekumpulan usaha yang tidak memilliki arah startegi dengan harga saham
rendah sekaligus kinerja yang menurun.
CEO
baru direkrut dengan harapan bahwa ia akan meningkatkan secara signifikan.
Masalah yang mendesak adalah kas. Diambil inisiatif pemotongan biaya besar-besaran ,
dan dalam beberapa tahun, tenaga kerja telah dikurangi seperempat, puluhan pabrik yang ditutup atau
dijual, dan jumlah pemasok berkurang 80%.
Upaya inisiatif pemotongan biaya
besar-besaran ini, membuahkan hasil. Pada 1990-an, Conglom menghasilkan omset
lebih dari $ 15 miliar, dan tenaga kerja lebih dari 76.000 karyawan di seluruh
dunia. conglom dianggap sebagai salah satu perusahaan paling sukses di berbagai
indikator, khususnya kinerja harga sahamnya. Conglom dinobatkan oleh majalah
forbes sebagai peringkat pertama dalam sektor industri di Fortune '' Perusahaan
Paling Dikagumi Amerika '' dan pada daftar '' The 100 Perusahaan Terbaik untuk
bekerja di Amerika”.
Visi
strategi baru
The
new, stock market-driven, strategic vision
Kehadiran
CEO baru, menunjukkan jika startegi sebelumnya merupakan startegi yang
tidak efektif dimana kurang fokus,
sinergisitas rendah, hasil yang biasa, dan gagal menguatkan nilai saham. Dengan adanya CEO baru, terdapat
peningkatan pengaruh wacana penciptaan nilai pemegang saham baik dengan cara mengakui bahwa kinerja masa lalu
Conglom ini telah menurun dan dengan
menunjukkan bahwa saham memiliki potensi yang luar biasa karena ada ruang yang
cukup untuk meningkatkan fokus, mengembangkan sinergi dan meringkas biaya.
Keinginan
untuk mengamankan penilaian saham utama, diwujudkan dalam tiga poin
kunci yang diterapkan di perusahaan (conglom) : mengejar pertumbuhan
pendapatan dan laba yang konsisten dalam menghadapi fluktuasi ekonomi global,
mengembangkan kemampuan unik untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang
yang menguntungkan sebelum didahului pesaing, dan mengatasi masalah dengan
cepat sebelum mereka menjadi beban pada sumber daya perusahaan. hal ini
didukung dengan upaya perusahaan yaitu
valuasi pasar, dengan tujuan menunjukkan pertumbuhan nilai saham kepada
pemegang saham. Valuasi pasar dilakukan atas dasar ekspektasi pendapatan masa
depan yang berasal pada catatan pertumbuhan sebelumnya. Ini merupakan upaya
untuk menyakinkan investor.
Ini
mengisyaratkan adanya hubungan antara visi strategi, menitik beratkan pada
angka keuangan dan harga saham. Kelompok tertentu menerima begitu banya uang
melalui opsi saham, sehingga menimbulkan ketertarikkan yang besar pada harga
saham. Melalui penggunaan opsi saham, pandangan akan mendapat saham keuangan
diperusahaan dianggap sebagai upaya disiplin ( upaya yang memberikan keuntungan
kepada pemegang saham) dengan memberikan keuntungan materi kepada karyawan ,
terutama eksekutif atas. Pengalaman seorang shopfloor sebelum ada ceo baru, ia
tidak memiliki ketertarikkan atas opsi saham perusahaan. hal ini dikarenakan ia
melihat opsi saham sebagai aspirasi yang diperuntukan bagi yang cukup istimewa.
Namun, kini ia menjadi manajer dan sebagai konsekuensinya ia diberikan opsi
saham. Ia mulai menikmati keuntungan finansial di masa depan. Hal ini yang
membuat ia menemukan minat di harga saham. Sistem opsi saham (yang
diidentifikasi sbgai bonus)yang ditanamkan pada pemaham manajer, tidak hanya
dianggap sebagai insetif keuangan tapi juga sebagai hadiah atas kontribusi atas
kinerja perusahaan. hal ini
diidentifikasi sebagai upaya yang tumbuh sejalan dengan wacana nilai pemegang
saham yang menyebabkan seseorang menerima bekerja tanpa henti selama 16 jam
sehari dan mampu menerapkan kebijakan memotong upah tenaga kerja berkali – kali
sekaligus mengintensifkan pekerjaan tenaga kerja mereka, termasuk diri mereka sendiri.
Fokus
pada harga saham bukan hanya untuk kepentingan manajer atas, tetapi harga saham
sudah menjadi patokan atau barometer reputasi dan sekuritas perusahaan.
peningkatan nilai perusahaan melalui meningkatnya saham menjadi sebuah
indikator kepemimpinan dimana dianggap berhasil membawa pengaruh positif pada harga saham. Pada tahap awal masa jabatan CEO baru, komentator menyambut
inisiatif CEO baru dengan baik. Namun setelah itu, komentator melihat adanya
ketergantungan atas pemotongan biaya sebagai sarana untuk mendapatkan nilai
pemegang saham. Hal ini terlihat pada pertengah 1990an, dimana conglom mendapat
peringkat A (terbaik) dalam produktivitas namun mendapat peringkat F (gagal)
dalam pertumbuhan.
Translasi
strategi baru melalui akuntansi dan making number
Berdasarkan
pernyataan direktur pengembangan organisasi, conglom hanya berfokus pada angka
– angka laporan. Strategi perusahaan memiliki 3 poin utama berdasarkan presepsi
jika teknologi adalah kompetensi inti perusahaan : pertumbuhan, produktivitas
dan kepuasan pelanggan.
Selain
itu, ada upaya dari ceo untuk melibatkan karyawan kedalam strategi mereka dengan
cara menarik permintaan pasar. Tujuannya untuk mempertahankan dan meningkatkan
profitabilitas yang berkaitan dengan investasi di pasar modal (wall street).
Karyawan akan terlibat dan mendukung
strategi in dengan dibawah
tekanan. Ini merupakan ilustrasi atau gambaran bentuk depotisme hegemoni yang
telah diidentifikasi burawoy. Burawoy menjelaskan suatu kondisi dimana adanya
kesempatan biaya modal dan rasa takut terkait denga pelarian modal ataupun
penutupan pabrik sehingga menciptakan konsesi antara tenaga kerja dan pemilik
modal.
proses
startegi di conglom dijalankan dalam rencana strategik jangka panjang (5
tahun)(strategic plan) dan rencana
operasi tahunan (annual operating plan).
Pada pertemuan perencanaan strategik jangka panjang, direktur dan ceo bertemu
untuk menganalisis kinerja pada pasar modal. pada pertemuan ini, ditentukan
jika inti dari strategi perusaan adalah konsistensi di penghasilan (earning consistency, annual report), fokus pada income, arus kas,
modal dan biaya yang berasal dari
resource n’ development (manajer
keuangan). Setelah perencanaan strategi jangka panjang di setujui, maka
strategi akan dikomunikasikan ke leadership team yang diharapkan mampu
mengeksplor pilihan kunci strategi. Selanjutnya strategi dijalankan kepada pekerja,
yang menekankan kepada manajer untuk mampu memastikan pekerja mengetahui tujuan
mereka. sehingga tidak ada pertanyaan apa tanggung jawab pekerja dan
meminimalkan ruang untuk memanuver dari karyawan.
Akuntansi
dan rekstrukturisasi organisasi sebagai
upaya disiplin
Paska
awal inisiatif pemotongan biaya, sebagian besar rekonstruksi di conglom
dijalankn karena adanya penilaian kinerja ‘kurang bagus”, terutama dalam
pertumbuhan perusahaan. dari beberapa pewawancara menilai jika apa yang
dilakukan oleh conglom faktanya juga dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang
lain. Namun CEO tidak hanya berfokus pada pemotongan biaya saja. CEO ingin
adanya perubahan besar yang dillakukan oleh pegawai yang diikuti perkembangan
yang konstan sepanjang waktu tanpa alasan.
Inilah yang dijelaskan oleh
burawoy , bahwa adanya pertukaran dari rejim hegemonik kepada depostime
hegemonik.
Respon
yang berpengaruh akan pentingnya legitimasi atas tindakan neo liberal adalah
melalui kebijakan makro moneter. Kebijakan ini akan mampu mendukung penekanan
pada nilai pemegang saham serta perkembangan ataupu perbaikan perusahaan melalui disiplin ilmu di perusahaan. penerapan disiplin ini bukanlah konsep baru,
melainkan refleksi pandangan ceo akan kondisi perusahaan sebelumnya.
Penerapan
disiplin ini bermula dari divestasi dan rasionalisasi untuk menghilangkan pendekatan umum dan
identitas yang digunakan sebelumnya. keduanya membangun tekad untuk meningkatkan hasil keuangan dengan cara
mengakuisisi perusahaan undervalued namun memiliki potensi untuk bertumbuh dan
struktur biaya yang masih bisa dipangkas.
Untuk itu, digunakan ukuran akuntansi yang dikembangkan dalam 'Metrik
Akuntabilitas' sebagai bagian dari kerangka akuntabilitas. Hal ini didukung
oleh penilaian direktur senior jika biaya produk harus dipangkas untuk
meningkatkan pertumbuhan produktivitas nyata 'sehingga untuk meningkatkan
pendapatan . Akibatnya, rangka akuntabilitas adalah cara digunakan oleh
manajemen untuk menginvasi pekerja ruang yang dibuat di bawah rezim sebelumnya
dan memobilisasi persetujuan untuk meningkatkan produktivitas. Simpulan yang
signifikan dalam proses ini adalah bahwa perhitungan akuntansi dan retorika
digunakan untuk memperlihatkan apabila pemotongan biaya dalam bisnis dapat menguntungkan, sebagai sesuatu yang dipaksakan oleh
ekspektasi Wall Street.
Rerangka akuntanbilitas dan
dorongan untuk merancang pengeluaran biaya tenaga kerja dari produk
Pewawancara
menekankan jika manajer cenderung fokus pada apa yang dianggap metrik kinerja
utama mereka. hal ini ditekankan dengan menatakan ada ribuan metrik yang
digunakan , namun mereka fokus pada metrik utama yang daapat mendorong pekerja
untuk lebih diberdayakan.
Gagasan pemberdayaan ini dijalankan dengan pemahaman yang
menargetkan komitmen pekerja untuk menyampaikan apa yang dibutuhkan serta
didiukung oleh rerangka akuntanbilitas yang menjadi kekuatan untuk mendorong
prestasi karyawan. Ini merupakan bentuk kedisiplinan. Namun, perlu diketahui
bahwa disiplin ini tidak pribadi, baik dalam arti bahwa manajer individu
pekerja disiplin pada kemauan atau sesuai dengan kegemaran istimewa atau dalam
arti bahwa ukuran kinerja yang disesuaikan dengan pekerja individu. Dengan
demikian, sebagai Burawoy (1983, p. 603) katakan, despotisme hegemonik berupa
dalam wujud rasionalisasi 'tirani mobilitas modal 'secara sistematis diterapkan
pada pekerja kolektif dimana pekerja melakukan apa pun atau melakukan tindakan
antisipasi untuk mengamankan nilai pemegang saham
Untuk setiap bagian utama usaha
berdasarkan matriks empat-sel dari akuntabilitas yang diturunkan sbb: know your number; make your number; don’t have
a cost problem; dan integrate one Set of
Numbers. Misalnya, di divisi otomotif: Sel 1 (know your number): mengidentifikasi pengukuran akuntansi yang
relevan untuk tingkat manajerial yang diberikan. Sel 2 (make your number): memfokuskan pada kekayaan pandangan perubahan
atas peramalan / perkiraan selama bulan berjalan. Sel 3 (don’t have a cost problem): ditangani dengan mengelola biaya
misalnya biaya produk, premi dan varians, dengan tujuan mengawasi angka biaya
sehingga pengeluaran yang sebenarnya tidak keluar dari targe. Sel 4 (integrate to one set of numbers):
menekankan pentingnya hubungan antara
berbagai angka dan meningkatkan ikatan pengukuran keuangan untuk perencanaan
operasional, mengurangi kejutan, dan berfokus pada persentase bukan absolut.
matriks kemudian dimasukkan ke skema untuk 'mendorong akuntabilitas'. itu bukan
eksistensi dari metrik kinerja, melainkan makna yang berasal mereka, dan
kontribusi mereka untuk mengintensifkan perhatian pada wacana penciptaan nilai
pemegang saham.
Pada
dasarnya, nilai pemegang saham telah menjadi inti atau dasar apa yang akan
dilakukan oleh perusahaan. semua bagian diperusahaan dihubungkan dengan
peningkatan kinerja keuangan demi meningkatkan nilai pemegang saham.
Standarisasi vs. Perampingan
manufaktur
Ketika
datang dorongan untuk menurunkan biaya produksi, penekanan ditempatkan pada
pendekatan holistik untuk memotong biaya, salah satu yang berusaha untuk mencoba
mengurangi biaya dari sistem.
Tekanan
untuk menurunkan biaya produksi melalui proses yang lebih besar / standardisasi
produk adalah perwujudan dari penekanan pada penciptaan nilai pemegang saham
yang diidentifikasi menarik biaya keluar sistem sebagai sarana utama untuk
meningkatkan profitabilitas. Untuk nilai pemegang saham harus ditingkatkan,
kegiatan manufaktur harus menunjukkan efisiensi mereka dengan menjadi biaya
serendah mungkin, tetapi juga untuk memenuhi target pertumbuhan.
Informan
kami menyatakan bahwa di bawah cost-driven,
rezim perampingan pabrik, sel dapat
berjalan sebanyak empat nomor bagian yang berbeda dalam satu hari. Bagi
sebagian besar operasi manufaktur, perakitan akhir dianggap sel manufaktur
sendiri, meskipun dalam beberapa kasus sub-rakitan dibangun ke dalam sel
manufaktur. Tujuannya , kami diberitahu oleh informan, adalah untuk
meminimalkan kemacetan (bottleneck) untuk mengurangi waktu tunggu, meningkatkan
produktivitas, dan memangkas biaya turun, dengan demikian meningkatkan hasil
garis bawah untuk dampak harga saham perusahaan menguntungkan.
Pemotongan
biaya membentuk bagian integral dari strategi Conglom. Untuk memperkenalkan dan
mengawasi perubahan, manajer sangat bergantung pada metrik akuntansi yang
bertugas untuk memberikan kemampuan melihat masalah.
Visualisasi operasional melalui
akuntansi
Partisipan menyarankan bahwa langkah-langkah yang
diambil untuk memperkuat hubungan antara praktik akuntansi dan operasi di
pabrik-pabrik di mana komponen dan produk yang diproduksi, untuk memastikan
bahwa metrik akuntansi diharapkan mampu membawa perbaikan kepada harga saham.
contoh mendorong staf akuntan untuk turun di lantai dan belajar bagaimana mereka
staf operasional bekerja dan saling
bertukar informasi. Hal ini akan membantu akuntan untuk mengidentifikasi langkah-langkah
di sistem akuntansi. Sehingga dapat membuat akuntan mampu memvisualisasikan di shopfloor untuk menangani masalah mereka dengan cepat
dan efektif. Intervensi akuntansi memberikan operasional lebih visual dengan
menerjemahkan bahasa mereka ke dalam perhitungan.
Diharapkan
hal ini tidak hanya diterapkan sebagai bagian dari kepedulian umum dari
manajemen untuk mengendalikan biaya tenaga kerja atau untuk meningkatkan
produktivitas atau meningkatkan efisiensi. Sebaliknya, mereka langsung
diarahkan kepada pengejaran nilai pemegang saham yang dibenarkan kejam dan
obsesif – yang merupakan bentuk dari despotik.
Meluasnya permasalahan dan
mendorong terjadinya pemotongan biaya melalui rekstrukturisasi
Meskipun
manajer Conglom bisa membual tentang pertumbuhan dan keuntungan, produsen
pesawat terus menekan untuk harga yang lebih rendah, sementara bahan otomotif
dinilai berkinerja buruk. Untuk mempertahankan dan meningkatkan harga saham
lebih lanjut, tiga inisiatif dikejar: membedakan produk 'inti' dan produk
'non-inti', Outsourcing produk yang 'non-inti' dan menerapkan manajemen program
untuk mendisiplinkan kegiatan dipertahankan.
Aktivitas akuntansi inti vs.
Non-inti
Identifikasi
bisnis inti (core business) didukung
oleh perhitungan posisi kompetitif dan fokus strategik dari bagian tertentu
dari Conglom dalam sektor industri yang terkait. Jika bisnis dinilai telah
menjadi pemimpin atau terbaik kedua disuatu industri, maka bisnis itu
didefinisikan sebagai bisnis inti.
Penekanan
Inti/ non-core dimaksudkan untuk menyerap semua tingkatan dalam Conglom. Pada
SBU atau tingkat pabrik, biaya produksi berbagai komponen atau bagian dihitung
dan disandingkan terhadap biaya produksi mereka di tempat lain di dalam
kelompok. Seluruh kelompok, itu diklaim, dinilai dengan cara yang sama.
Contohnya, masa depan bisnis otomotif di Conglom sedang
dinilai ulang. Otomotif telah dihitung sebagai menguntungkan tapi
berpenghasilan di bawah target pendapatannya, dan karenanya dinilai tidak
memberikan kontribusi yang cukup terhadap harga saham. Intinya,
setiap unit bisnis diperusahaan diberi kesempatan untuk memperbaiki unitnya.
Dan jika tetap merugikan perusahaan , maka tidak akan bertahan lama
diperusahaan.
Keputusan
untuk mendivestasi otomotif disebut sebagai pendekatan '' perangkap tikus ''.
pendekatan ini akan diikuti untuk menemukan bisnis yang undervalued. Pendekatan
ini dapat memanfaatkan kesempatan sebelum pesaing melakukannya. Disini,Conglom
menganggap dirinya untuk menjadi lebih cerdik dari perusahaan lain dalam
mendeteksi perusahaan undervalued. Hal ini dikarenakan, keberhasilan kebijakan
akuisisi itu bergantung pada presepsi kelengkapan dari kebutuhan perusahaan
yang diakuisisi untuk Conglom dalam hal penghematan biaya yang diharapkan.
Penghematan ini diasumsikan berasal dari: (i) menghindari duplikasi fungsi
melalui rasionalisasi; (ii) sinergi dari transfer teknologi yang unggul di
Conglom; (iii) penerapan disiplin kerja yang ketat. Perbedaan aktivitas 'Inti'
vs 'non-inti' mengakibatkan setiap
kegiatan yang tanpa henti ditempatkan di bawah pengawasan akuntansi. Apa yang
dimakasudkan dengan 'inti' tergantung pada kontribusinya dinilai untuk target
pertumbuhan, harga saham dan nilai pemegang saham penciptaan.
Outsourcing
Ketika upaya untuk mendorong biaya dari produk atau proses gagal menghasilkan hasil yang diinginkan, beralih kepada outsourcing komponen . bermula, dengan adanya perjanjian jangka panjang di mana semua orang setuju untuk melakukan hal-hal tertentu dan satu adalah untuk mengamankan pengurangan biaya dari tahun ke tahun
Ketika upaya untuk mendorong biaya dari produk atau proses gagal menghasilkan hasil yang diinginkan, beralih kepada outsourcing komponen . bermula, dengan adanya perjanjian jangka panjang di mana semua orang setuju untuk melakukan hal-hal tertentu dan satu adalah untuk mengamankan pengurangan biaya dari tahun ke tahun
Tujuan
utama dari kebijakan outsourcing perusahaan adalah untuk membuat Outsourcing
sebagai '' kompetensi inti” dengan cara mengkonversi pesaing menjadi pemasok. Faktor
Penggerak yang diantisipasi untuk outsourcing adalah 'one stop shopping' bagi
pelanggan Conglom dengan menyediakan produk penawaran produk lini secara lengkap,
melindungi produk “mahkota permata” Conglom ini, dan mengurangi kompleksitas
ceruk pasar untuk memangkas biaya. Manfaat yang dirasakan outsourcing adalah pertumbuhan
pangsa pasar, ekspansi tanpa aset, penurunan angka bagian dalam rumah dan
kerumitan manufaktur, dan memungkinkan fokus yang lebih besar pada inti usaha.
Langkah
outsourcing ada risiko. Lebih jelas, jika pemasok memperkirakan biaya lebih,
lalu Conglom akhirnya membeli komponen dengan harga yang terlalu tinggi,
mendorong basis biaya untuk tingkat yang lebih tinggi. Atau, jika pemasok
meremehkan biaya mereka, ini bisa mengakibatkan Conglom membayar lebih . Biaya yang
lebih tinggi seperti itu, dinilai akan menghasilkan keuntungan yang lebih
rendah Conglom dan harga saham
Manajemen
program dan metrik akuntansi
Adanya
kekhawatiran bahwa manajer pabrik memiliki maksud untuk mementingkan kepuasan
pribadi daripada memaksimalkan target penghematan biaya. Gaya 'manajemen' ini
dijuluki sebagai 'laid-back”. Ada kekhawatiran bahwa manajer cenderung santai
ketika metrik kinerja utama telah terpenuhi, tanpa memperhatikan mengejar
penghematan biaya terus menerus. Untuk
Merespon hal tersebut, Unit Manajemen Program didirikan sebagai ''
proses disiplin ''. Tujuan awal adalah untuk memastikan pengiriman tepat waktu
dari produk kualitas yang tepat:
Sebuah
buku pegangan rinci tentang prinsip-prinsip integrasi biaya / jadwa, diproduksi untuk memberikan pedoman mengenai
pengelolaan program 'efektif'. Ini mengidentifikasi lima kategori utama yang
harus dikelola: integrasi Program; cakupan; susunan acara; biaya / sumber daya;
dan kinerja. Setiap kategori itu dituliskan dalam ukuran finansial.
Earned
value method (EVM) mendukung pengukuran dan pengelolaan kinerja program untuk
memastikan produksi tepat waktu dengan biaya yang sesuai. EVM memiliki tiga
komponen: anggaran biaya mengenai pekerjaan dijadwalkan, biaya aktual dari
pekerjaan yang dilakukan, dan anggaran biaya atas pekerjaan yang dilakukan. Ini
membandingkan biaya pekerjaan yang direncanakan dengan apa yang sebenarnya
dilakukan.
kepemilikan
Biaya ini diberikan kepada pemimpin tim, yang disebut 'manajer akun biaya',
karena mereka adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk kerusakan
pekerjaan, dan pergi melalui pelatihan akuntansi biaya untuk membuat mereka
sadar akan biaya. pemimpin tim diharapkan dapat didisiplinkan oleh biaya target
dan sumber daya diperbolehkan untuk mereka. pemimpin tim yang dibatasi oleh
jumlah sumber daya yang dialokasikan untuk mereka sehingga, sebagai Pemimpin
Manajemen Program menyarankan, agar membagi porsi sumber daya yang dialokasikan
ke dalam struktur rincian pekerjaan.
Tekanan dan hambatan
Menghubungkan
metrik akuntabilitas terhadap kinerja manajer individual – merupakan contoh
bagaimana individualistis, ideologi borjuis masuk ke dalam kesadaran manajer
'(Burawoy, 1979; Burawoy, 1985) Target yang diberikan kepada manajer sangat
sulit. Target digambarkan merupakan
target yang cukup sulit serta luas dalam
hal yang mesti dicapai oleh manajer .Namun, tidak ada simpati ditunjukkan untuk
kegagalan untuk memenuhi target 'luas', kecuali alasan kegagalan diterima
sebagai di luar kendali manajer. Kondisi ini seperti 'hegemonik despotisme'
dimana telah menjadi karakteristik di Conglom. 'Pencapaian keuntungan pada
biaya apapun'ini, memiliki banyak kesamaan dengan (1988) studi O'Boyle untuk
General Electric. Tenaga kerja dan manajer muncul seperti komoditas (Burawoy,
1985) yang dijual kepada eksekutif senior dari Conglom untuk harga ,yang
merupakan kombinasi dari gaji tetap murah hati, paket manfaat dan opsi saham
yang sesuai.
Merancang
pengeluaran biaya tenaga kerja dari produk
Obsesi
dengan angka dan pengurangan biaya berawal dari tujuan strategis dasar yang
berusaha untuk meningkatkan hasil bottom line dengan cara yang akan
meningkatkan harga saham. Hal itu didukung oleh pernyataan bahwa struktur biaya
untuk produk tertentu adalah sangat tinggi, dan diperkuat oleh tekanan dari
pelanggan Conglom agar harga berkurang. Selain
itu adanya anggapan biaya tenaga kerja sangat membebani biaya produksi suatu
produk. Satu satunya cara agar dapat berkompetisi secara globak adalah dengan
mencari tenaga kerja biaya rendah.
Inisiatif
untuk mendorong biaya turun didasarkan pada penargetan apa yang dinilai menjadi
pendorong biaya terbesar. Hal ini menyebabkan fokus yang lebih besar pada
pengurangan jumlah pegawai melalui reorganisasi pekerjaan. Sebuah produk yang
diproduksi di salah satu pabrik dianggap biaya tinggi akan ditransfer ke yang
lain, biaya yang lebih rendah bagian dari bisnis.
Keputusan
off-shoring dikandung menjadi benar.
Karena perhitungan akuntansi menunjukkan bahwa mentransfer produksi ke ‘pusat
biaya tenaga kerja yang lebih rendah ',
menawarkan cara yang paling efektif memukul pertumbuhan dan profitabilitas
target dan menyebabkan peningkatan harga saham.
Dengan
kembali menekankan terhadap intensifikasi tenaga kerja ke dalam bahasa ''
desain produk '', '' pangsa pasar '' dan '' keamanan kerja 'lebih besar',
adanya niat untuk bekerja sama dalam tujuan utama adalah untuk mengurangi biaya
dan meningkatkan harga saham Conglom ini.
Ada
banyak ketegangan yang melekat dalam
reorganisasi. Di satu sisi, telah jelas untuk mentransfer produk dari biaya
tenaga kerja tinggi ke rendah, memiliki
implikasi. implikasinya bahwa setidaknya beberapa dari biaya tenaga kerja yang
tinggi akan dihilangkan melalui redudansi. Argumen Marxis mengenai oposisi
kepentingan tenaga kerja dan modal memang dapat beresonansi dengan orang-orang
yang menemukan diri mereka keluar dari pekerjaan (Braverman, 1974). Tetapi bagi
mereka yang tetap dalam pekerjaan, meskipun intensifikasi kerja mereka, bahwa
tesis neo-Marxis dari medan ideologis yang kepentingan tenaga kerja dan modal
yang terorganisir menjadi sangat relevan. Bagi mereka yang tersisa dalam
pekerjaan, mereka dapat menikmati keamanan kerja yang lebih besar. Pengoperasian
struktur penghargaan yang disusupi ke dalam target bisa menanamkan pada para
pekerja ini, etos individualistis yang mendorong mereka untuk bekerja lebih
keras untuk mencapai maksimum imbalan keuangan mungkin.
Faktor
Pendukung terus berupaya untuk
menciptakan nilai pemegang saham, sehinga menyebabkan kekhawatiran yang berlebihan.
Segala sesuatu yang lain (bahkan strategi) bisa dikorbankan dalam mengejar
pencapaian pemotongan biaya langsung dengan harapan bahwa ini akan meningkatkan
harga saham. Salah satunya dengan menerapkan prinsip pizza.
Dorongan
untuk pengurangan biaya didasarkan pada pemotongan biaya; menghindari biaya;
dan pergeseran dari kegiatan 'tidak
ada-nilai' menambah 'nilai tambah'. Upaya ini dilakukan untuk
memperbaiki hal seperti penekanan jangka pendek sebagai strategik jangka
panjang, pendekatan learning by doing. Itu menyatakan bahwa kekhawatiran
manajer senior 'tidak hanya terfokus pada pencapaian ad hoc. Sebaliknya,
dorongan ditargetkan pada membuat penghematan biaya yang berkelanjutan melalui
inisiatif intensif untuk '' membuat semua karyawan sadar akan biaya'' 'baik
dengan cara' 'mendidik mereka dan melibatkan mereka dalam proses'.
Fokus
yang berlebihan terhadap penekanan nilai share holders
Ternyata,
beberapa manajer tidak senang tentang mendukung untuk penghematan biaya yang
ditujukan untuk meningkatkan harga saham. Mereka menganggap perusahaan ini
melakukan kesalahan dalam pemikiran jangka pendek, karena mendorong seluruh
bagian perusahaan untuk harga saham.
Begitu pun dalam kasus manajer cukup senior seperti
pekerja yang menjual tenaga mereka untuk penghasilan (Burawoy, 1985). Tetapi sebagai
pengendali kerja, mereka paling langsung mengalami tekanan yang diberikan oleh
kapitalis tak terlihat. Daya tarik menggoda dari gaji tinggi dan opsi saham
yang menguntungkan, seringkali tidak selalu berhasil membeli komitmen. Gaji dan
opsi saham dianggap sebagai intensifikasi tenaga kerja mereka untuk mengubahnya
menjadi 'daging mati'.. Demikian pula, manajer lain menyesalkan obsesi
dengan pasar saham sebagai sarana
memperkecil biaya tenaga kerja:
Perusahaan
mengatakan bahwa manusa adalah aset yang paling penting. Namun kenyataannya, harga
saham adalah aset yang paling penting. Kondisi ini menghasilkan argumen Marxis
tradisional tentang antagonisme yang melekat pada kepentingan tenaga kerja dan
modal, karena ia melihat karyawan hanya sebagai alat yang digunakan oleh para
eksekutif senior untuk mencapai peningkatan yang dicita-citakan dalam harga
saham.
Conglom
dianggap untuk menawarkan kesempatan kerja yang sangat menantang yang menarik
untuk semua jenis karyawan dan kesempatan pelatihan yang sangat baik untuk
calon eksekutif masa depan. Selain itu, Conglom membanggakan diri sebagai penyedia
kerja kelas atas di semua tingkatan. Digambarkan, pekerja shopfloor menerima ''
manfaat medis yang sama dengan yang “dinikmati oleh manajer senior. Pandangan
ini diperkuat oleh evaluasi eksternal yang menguntungkan dari Conglom . Namun,
untuk mengklaim bahwa manfaat ini telah membuat karyawan menyadari prioritas
perusahaan untuk meningkatkan harga saham, dipertanyakan. Ide menghubungkan
nilai-penambahan dari pemotongan biaya untuk berbagi nilai tidak dibaca oleh
pekerja shopfloor dengan cara yang sama seperti yang dibaca oleh theCEOand
beberapa manajer senior. Banyak pekerja memiliki pandangan lainnya karena
mereka dianggap konstan dalam menekanan
pemotongan biaya sebagai sinyal keniscayaan kehilangan pekerjaan. Pekerja tidak
peduli seberapa banyak manajer mengatakan jika pekerja merupakan sumber daya
yang penting. Pekerja tetap merasakan jika mereka adalah sapi perah bagi
perusahaan.
Secara
signifikan, ketika ditanya apakah rencana opsi saham yang membaik membua mereka
(normatif) termotivasi dan berkomitmen untuk strategi perusahaan. adanya pendapat
bahwa ini memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada mereka karena mereka
melihat keuntungan keuangan yang akan diklaim secara eksklusif oleh manajer. Sejumlah informan
kami menyatakan bahwa mereka sangat menentang rencana opsi saham karyawan.
Misalnya, salah satu operator menyatakan bahwa fiksasi Conglom dengan nilai
pemegang saham adalah pekara yang merugikan kepentingan pekerja, mengingat
sifat tak terduga dari pasar keuangan yang berarti bahwa opsi saham tidak
memiliki nilai jaminan. Pekerja menentang saham karena
menganggap saham sebagai presentasi keserakahan dan mewakili kapitalisme.
Selain
itu, opsi saham menyebabkan terinternalisasi dalam diri pekerja, rasa
individualistis 'kontribusi' untuk korporasi. Hal ditambah lagi dengan adanya
ketakutan dari buruh bahwa nilai saham yang tinggi pada waktu yang akan
digunakan sebagai alat untuk melemahkan klaim bayar karena manajemen mungkin
berusaha untuk membenarkan rendah kenaikan gaji tahunan dengan alasan bahwa
penghasilan sedang diperoleh di tempat lain.
Namun,
beberapa pewawancara mengatakan jika ada karyawan pabrik (shopfloor) membeli ke
dalam skema opsi saham karena mereka menjadi tertarik oleh keuntungan finansial
yang cepat. Disisi lain kepemilikan
atas opsi saham yang diterima, digambarkan sebagai keserakahan, atau kenaifan
yang mempercayai retorika manajemen senior tentang win-win situation, dan kehilangan potensi kerugian di masa depan
pekerjaan, gaji yang lebih tinggi, dan pensiun. Sehingga sebagian pekerja
merahasiakan dirinya saat membeli saham perusahaan. mereka takut dipandang sebagai
orang perusahaan.
Hal
ini jelas dari atas bahwa tenaga kerja shopfloor terbagi dalam penerimaan
mereka untuk skema opsi saham. Terpecah antara keyakinan kelas pekerja dan daya
tarik keuntungan finansial yang signifikan. beberapa pekerja shopfloor secara
diam-diam menerima opsi saham sekaligus
bermain di depan umum retorika solidaritas terhadap nilai-nilai kerja. Direktur
mengamati fenomena ini melalui strategi perusahaan, yaitu “karyawan tahunan”. perusahaan
menggunakan skema “karyawan tahunan”. Ironisnya beberapa pekerja menolak untuk
menerima pengakuan dan mereka meminta untuk dirahasiakan. Namun mereka bersedia
jika diberi saham.
Manajemen mengasumsikan
bahwa pekerja yang berpartisipasi dalam skema opsi saham memiliki kepentingan
dalam bekerja lebih keras untuk meningkatkan produktivitas dan dengan demikian
menaikkan harga saham dalam rangka meningkatkan nilai saham mereka sendiri.
Tapi asumsi ini tidak banyak dilakukan oleh shopfloor. Hal ini tentu saja bisa
menjadi cara untuk mendapatkan keuntungan finansial dari opsi saham, sementara
menjauhkan diri dari tujuan perusahaan dengan berpura-pura bahwa usaha mereka
tidak membuat perbedaan dengan harga saham:
Bahwa
banyak pekerja shopfloor yang meremehkan klaim manajemen mengenai metode
manufaktur baru dan fokus pada nilai pemegang saham di Conglom akan
menguntungkan kedua tenaga kerja dan manajemen. pekerja shopfloor cenderung untuk membaca
agenda manajemen sebagai berarti sesuatu yang sama sekali berbeda. Beberapa
ukuran kesadaran pekerja merupakan kecurigaan, jika tidak melawan terhadap,
agenda manajemen itu tampaknya tercermin dalam manajer 'keengganan untuk
menarik, atau siaran, terlalu langsung atau berulang hubungan antara metrik
kinerja tanaman dan daya apung dari harga saham:
Kesimpulan
Peneliti
telah memberikan penilaian kritis terhadap literatur tentang penciptaan nilai
pemegang saham sebagai latar belakang teoritis untuk analisis transformasi
Conglom. Peneliti telah mencatat bagaimana analisis mainstream secara luas
mengasumsikan keinginan dan legitimasi organisasi ekonomi kapitalis dengan
alasan bahwa ia menawarkan cara yang paling rasional dan efisien memanfaatkan
faktor-faktor produksi - modal, bahan baku dan tenaga kerja. Konsepsi Nilai
pemegang saham perusahaan mendesak dan mempromosikan kebangkitan dan penyegaran
kembali dari perusahaan kapitalis .
Penciptaan
nilai pemegang saham dalam perluasan
wacana neo-liberal, termasuk teori keagenan, telah mempromosikan dan
melegitimasi perubahan selama tahun 1980 dan 1990-an. Gagasan itu disampaikan
dan dikejar paling penuh semangat oleh spesialis keuangan, termasuk akademisi -
analis keuangan, pialang saham, investor institusi, dan bankir investasi -
tetapi juga oleh para eksekutif senior). Secara kolektif, mereka telah menekan
pada keuntungan yang lebih tinggi pada obligasi korporasi yang pada gilirannya
menumbuhkan tekanan sistematis untuk
likuiditas keuangan pada perusahaan-perusahaan AS.
Akibatnya,
nilai pemegang saham penciptaan telah memobilisasi dan melanjutkan gerakan
sosial yang 'mendominasi retorika tentang perusahaan dan perilaku strategis
manajer. Lebih khusus lagi, telah menegaskan kembali dan fokus peran manajer sebagai
responsif, bagi investor sebagai kinerja mereka dinilai dari segi pergerakan
harga saham. Fokus khas dari penelitian kami telah pada perilaku manajer dan
langkah-langkah akuntansi dirancang dan diterapkan dalam menanggapi tekanan
untuk menciptakan nilai pemegang saham sebagai indikator kunci kinerja
perusahaan.
Komentar-komentar kritis telah menyarankan bahwa
representasi utama penciptaan nilai pemegang saham adalah 'ideologi'. Kritik
dari maksimalisasi nilai pemegang saham mempertanyakan efek dari logika - dalam
hal akuntabilitas, peluang dan distribusi kekayaan. Sudut pandang neo-Marxis,
diartikulasikan oleh Burawoy dan terlibat dengan di sini untuk memeriksa
perubahan di Conglom. Tapi, di samping itu, fokus penelitian ini terletak pada
bagaimana kepentingan terorganisir dan menunjukkan bagaimana wacana nilai
pemegang saham, diterjemahkan ke dalam langkah-langkah akuntansi dan kontrol
tertentu dalam organisasi untuk kepentingan pemilik modal.
Peneliti
berpendapat bahwa wacana penciptaan nilai pemegang saham dan pengembangan
metrik akuntansi terkait contoh apa yang Burawoy disebut dengan 'despotisme hegemonik'. metrik akuntansi
ditunjukkan untuk memungkinkan proses penerjemahan dan pengawasan sehubungan
dengan realisasi target harga saham. Itu merupakan hegemonik. Tapi
meningkatknya 'despotik' sebagai tekanan untuk meningkatkan nilai pemegang
saham diterjemahkan untuk menghasilkan '' pertumbuhan produktivitas nyata ''
dengan mengancam memotong jumlah staf dan penutupan pabrik. Dari sini, sebuah
rantai kausalitas dibangun.
Peneliti
telah menafsirkan jika perhitungan akuntansi merupakan terjemahan dari kehendak
manajemen senior untuk menciptakan nilai pemegang saham. Strategi Conglom ini
berusaha untuk meningkatkan produktivitas, tetapi kami berpendapat bahwa
produktivitas dan bahkan pertumbuhan bukanlah tujuan utama. Meningkatkan dan
mendukung harga sahammenjadi keasyikan utama dan utama dari manajer senior.
Selain penelitian ini telah menunjukkan
bagaimana ukuran kinerja yang dianut. Selain itu, melihat adanya penekanan pada
penciptaan pemegang saham nilai sebagai gejala 'keserakahan korporasi' dengan
mengorbankan karyawan. Pentingnya penciptaan nilai pemegang saham yang melekat
dalam visi strategis Conglom ini disajikan hanya untuk memperkuat pandangan
luas di antara para pekerja shopfloor itu.
Penelitian
ini berkonsentrasi pada perhitungan dan akuntabilitas dari bentuk
pendorong-nilai pemegang saham dalam
sejumlah bidang, termasuk investasi / keputusan divestasi, manajemen operasi,
dan hubungan supply chain. Penelitian ini telah menunjukkan bagaimana perubahan
di bidang manufaktur, organisasi kerja dan konfigurasi struktural termotivasi
terutama oleh dororasingan untuk meningkatkan nilai pemegang saham; dan ini telah
berfokus pada perubahan peran praktik akuntansi sebagai media dan hasil dari
dorongan ini.
Analisis
lainnya telah mencatat luas, dampak negatif dari reorganisasi pekerjaan pada
banyak kelompok pekerja yang semakin mengurangi untuk faktor-faktor produksi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja tidak diperlakukan seperti 'stakeholder'
. Di sisi lain, karyawan Conglom tidak diperlakukan dalam segala hal sebagai
'faktor produksi' mudah disubstitusikan.
sungai kapuas, kota pontianak, kalimantan barat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar