Kamis, 19 Mei 2016

RINGKASAN JURNAL (mata kuliah: teori organisasi)



MANUFACTURING SHAREHOLDER VALUE:THE ROLE OF  ACCOUNTING  IN ORGANIZATION TRANSFORMATION


Pendahuluan
Bermula adanya fenomena pengkajian penciptaan nilai pemegang saham yang sebagian besar tidak berasal dari penggunaan ukuran akuntansi. Padahal, penciptaan nilai pemegang saham berasal dari peningkatan surplus rasionalisasi operasi (penghematan) ataupun akuisisi. Adapun dalam beberapa penelitian lainnya, perampingan usaha tidak digabungkan dalam upaya menciptakan nilai pemegang saham. Jadi upaya perampingan hanya  menambah nilai yang berorientasi pada pegawai dan pelanggan.
Intinya, penelitian akuntansi saat ini masih berkutat pada teknik akuntansi tertentu yang membantu dan memotivasi manajemen untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham.  Sifat pembatasan antara penciptaan nilai pemegang saham, pengukuran akuntansi serta upaya rekstrukturisasi ada di sebagian besar penelitian. Contohnya saja, penelitian yang dilakukan  oleh Barsky, Hussein, dan Jablonsky (1999). Mereka menghubungkan pencapaian nilai pemegang saham pada perampingan perusahaan tapi fokus mereka  pada analisis hasil keuangan yang dipublikasikan daripada memeriksa artikulasi dan penggunaan ukuran akuntansi dalam upaya penciptaan nilai pemegang saham. Selain itu, ada juga penelitian yang dilakukan oleh Armstrong (1987, 1991) dan Hopper & Armstrong(1991) yang sudah menaruh perhatian pada reorganisasi dan penciptaan nilai pemegang saham  tapi fokus mereka adalah pada hubungan pekerja-manajer. Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Froud, Johal, Leaver, & Williams (2006), yang meneliti kinerja perusahaan dan nilai pemegang saham telah dikaitkan  dengan perbaikan harga saham AS dan Inggris pada 1990-an secara eksklusif untuk menguatkan faktor diluar korporasi. Penelitian - penelitian ini menunjukkan apabila perubahan di luar korporasi penting untuk diperhatikan perkembangannya. Namun pada penelitian ini juga menunjukkan jika perubahan internal juga sama pentingnya.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan kontribusi pemahaman yang lebih tentang pentingnya wacana penciptaan nilai pemegang saham, keterlibatan akuntansi dalam mencapai penciptaan nilai pemegang saham, dan aspek restrukturisasi pada pekerjaan. Asumsi yang digunakan tentang penciptaan nilai pemegang saham, disampaikan melalui wacana adannya keinginan dan manfaat yang mendefinisikan dan membangun hubungan ekonomi murni atau politik-ekonomi. Selain itu, makalah ini meneliti peran akuntansi di Conglom (nama samaran perusahaan yang dijadikan objek penelitian) dalam menggunakan metrik yang berfungsi untuk menerjemahkan strategis mencapai penciptaan nilai pemegang saham dengan cara rasionalisasi operasional dan pemotongan biaya. Analisis berlandaskan pemikiran jika wacana penciptaan nilai pemegang saham dan pengembangan metrik akuntansi terkait diinterpretasikan sebagai langkah hegemonik. Dimana merupakan gejala adanya pergeseran ke arah  'despotik' mode reproduksi kapitalis.

Nilai pemegang saham dan bentuk baru dari organisasi kerja
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan premis jika pengelolaan aktivitas produktif untuk mengamankan tingkat penerimaan dari retun dimaksudkan agar pemilik memberikan tantangan bagi mereka bertanggung jawab atas pengelolaan ekonomi kapitalis dan perusahaan. dalam melakukan pengelolaan khusus untuk tenaga kerja, proses konversi potensi tenaga kerja tidak dapat dilakukan secara otomatis dijadikan nilai bagi pemegang saham. Hal ini dikarenakan tenaga kerja tidak dapat ditargetkan secara langsung sebagai sumber utama penciptaan nilai.
Jika diilustrasikan , maka adanya kecendrungan untuk memberikan nilai tambah kepada produk melalui branding dan pemasaran sebagai cara untuk memotong biaya. Membedakan produk atau jasa melalui prestise atau simbol yang dikaitkan dengan merek. Upaya ini dianggap sebagai kunci untuk mengamankan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan di pasar industri, conglom (objek), penciptaan nilai bagi pemegang saham hanya sebatas bentuk rasionalisasi operasional seperti akuisisi, pemotongan biaya, phk, dll. Di pasar industri,  inovasi produk dan meringkas biaya satuan diakui sebagai sumber utama penciptaan nilai pemegang saham.

Penciptaan nilai shareholder: Mainstream position
Adanya pemisahan kepemilikkan dan pengendalian perusahaan yang membuat manajer bersikap disiplin dan melakukan insentif yang tepat untuk mengatur aset – aset produktif, termasuk tenaga kerja untuk kepetingan pemilik. Diantara mekanisme yang diracang untuk mencapai tujuan ini adalah bonus tunai eksekutif dan opsi saham yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, pendisiplinan pasar korporasi yang beroperasi melalui pengambilalihan dan pasar dari pengelolaan tenaga kerja. Pada prinsipnya, faktor penggerak profitabilitas pada seluruh organisasi langsung terkait dengan nilai pemegang saham dan aliran ke seluruh organisasi.
Pemilik perusahaan berpikir bagaimana menghubungkan imbalan manajer dengan perilaku manajer untuk menciptakan nilai pemegang saham. Disini, kinerja perusahaan menjadi indikator penting. Apabila kinerja perusahaan rendah, terdapat konsekuensi yang mesti ditanggung oleh pihak manajemen.
selama tahun 1990an, prioritas penciptaan nilai pemegang saham semakin dikenal sebagai raison d’etre perusahaan dan dibenarkan dengan alasan inovasi serta untuk menjaga daya saing. Hal ini mendukung kehadiran pemilik/pemegang saham sebagai pihak yang membawa risiko sehingga mereka berhak menerima return sebagai insentif atas risiko yang ditanggung. Pasar saham dan pengelolaan tenaga kerja dikombinasikan dan dioperasikan oleh manajer perusahaan dengan insentif yang bagus untuk mencapai penciptaan nilai pemegang saham. Munculnya  istilah “ekonomi baru” yang didorong oleh demand for extreme kinds of financial discipline. Selanjutnya, akan mendukung pentingnya penciptaan nilai pemegang saham. Akibatnya, manajer perusahaan  dibangun oleh wacana dominan mereka untuk menjadi unapologetic servants of capital. Risiko kehilangan nilai dalam opsi saham serta modal manajerial diatasi oleh manajer dengan cara normalisasi melalui kekuatan logika pasar. Pada saat yang sama, pencapaian penciptaan nilai pemegang saham diklaim membawa manfaat bagi kelompok yang lebih luas.

kritik :rerangka teoritis neo marxisme
Marxis ortodoks menekankan jika penciptaan nilai pemegang saham hanya merupakan pergantian terbaru dari ekonomi kapitalisme pada tenaga kerja, yang akan menghasilkan krisis. Disisi lain, banyak teori Marxian abad kedua puluh telah berusaha untuk mengapresiasi peran budaya dalam proses sosial, termasuk ekonomi. Analisis neo-Marxis cenderung mempertanyakan keberadaan setiap jalan dari perkembangan kapitalis atau keberadaan 'pra-kelas' yang melayani kebutuhan fungsional dikaitkan dengan kapitalisme. Neo-Marxisme terdiri dari susunan heterogen dari unsur yang meliputi Teori Kritis dan budaya Marxisme (misalnya Frankfurt School), yang disebut Marxisme-Barat dan pemikiran kiri baru (new left thingking). analisis neo-Marxis bergeser jauh dari penekanan ortodoks pada aspek menentukan kontradiksi makro-ekonomi yang pertanda krisis dan / atau revolusi. Hal ini dalam rangka untuk menjelaskan fluiditas dan ketidakpastian proses akomodasi dan reformasi dalam masyarakat kapitalis, termasuk restrukturisasi organisasi.
kebanyakan  kontributor (peneliti) hanya melibatkan pemikiran focault dalam penelitian mereka, daripada menggunakan wawasan neo-marksisme. Sosiologi industri beraliran mainstream, hanya menjelaskan mengenai ekonomi politik maksisme dan analisis marksis mengenai proses tenaga kerja (analisis ini diremehkan oleh budaya maksis dan pemikiran focault  yang menolaknya sebagai anti ekonomi, idealis, dan postmodernis. Sebaliknya, peneliti lebih memfokuskan perhatian kepada ekonomi politik dari budaya dan budaya sebagai artefak ekonomi politik. Kecuali karya burawoy (1985) , berupa sebuah etnografi mengenai hubungan kerja dimana elemen pusat dari budaya operasi pabrik diidentifikasikan sebagai kunci untuk mempertahankan proses  menghasilkan dan menorong surplus yang bersumber dari tenaga kerja.
Alasan peneliti  memberikan perhatian pada penelitian burawoy dikarenakan pengalaman etnografis nya di shopfloor (pabrik) memungkinkan dia untuk merasakan bagaimana dan mengapa tenaga kerja secara rutin mampu mencapai akomodasi yang saling menguntungkan dengan modal. Pada tahun 1970 sampai 1980 an, pemikiran burawoy ini tidak diberitahukan. Hal ini mencontohkan adanya penolakan pemikiran neo-Marxis untuk menerima pemahaman ortodoks ideologi dan politik sebagai epiphenomenon dari basis ekonomi masyarakat, bukan sebagai kekuatan yang merupakan bagian integral proses pembangunan kapitalis dan transformasi.
Analisis neo marksis versi burawoy menyatakan jika “kepentingan” diberikan secara tidak obyektif kepada pelaku melalui posisi pelaku dalam struktur ekonomi dan sosial yang ada. ada penyamaan kepentingan antara pelaku yang ditunjuk sebagai pemilik modal dan pekerja. Analisis neo-marksis versi burawoy menekankan untuk melampaui marksis, tidak dalam arti menolak analisisnya, namun dengn menyelidiki kondisi dimana kepentingan tenaga kerja dan modal benar – benar berlawanan.
Analisis ortodoks Marxis cenderung untuk menafsirkan penciptaan nilai pemegang saham sebagai sarana untuk memperkuat kepentingan tertentu yang berkuasa, kaum kapitalis. sedangkan perspektif neo-Marxis lebih menekankan apabila penciptaan nilai pemegang saham lebih dipahami sebagai cara membangun kembali kepentingan yang dianggap berasal dari pemegang saham  dengan cara  menginstruksikan tentang hak-hak dan tanggung jawab mereka. . Pada saat yang sama, kepentingan tertentu pemegang saham direpresentasikan sebagai manfaat yang menyeluruh sebagai pencapaian mereka yang diidentifikasi sebagai kunci untuk kemakmuran yang lebih besar dan kesempatan bagi semua. Singkatnya, klaim bahwa maksimalisasi nilai pemegang saham  sangat penting untuk sepenuhnya menyadari kekayaan menciptakan potensi kapitalisme adalah ciri utama dari ranah ideologis yang kepentingannya diatur'


Neo-marxism, penciptaan nilai shareholder dan hegemonic despotism
Analisis Neo-Marxis fokus kepada bagaimana kapitalisme melibatkan legitimasi, yang berfungsi untuk memperpanjang atau merevitalisasi operasinya. Analisis Neo-Marxis memberikan sedikit perhatian kepada peran dan potensi pasar modal yang telah ditegskan kembali dan diperkuat oleh  wacana nilai pemegang saham. wacana nilai pemegang saham telah mengilhami dan dilegitimasi gerakannya oleh para bankir investasi dan / atau 'pemburu perusahaan', untuk mendapatkan pengendalian melalui restrukturisasi dan menjual perusahaan yg dinilai undervalued; memuaskan perilaku ekonomi oleh manajemen perusahaan. Dalam wacana ini, perusahaan bermakna sebagai entitas untuk diperdagangkan dan disiplin untuk tujuan meningkatkan nilai mereka kepada pemegang saham, yang diukur dengan kinerja harga saham
Intinya, manajer menjadikan naik-turun harga saham sebagai patokan unttuk membuat keputusan. Bisa jadi melalui pemotongan biaya dalam beberapa departemen. Namun jika cara ini tidak berhasil, bisa dengan cra menarik uang  yang telah diinvestasikan dan membeli kembali saham di pasar. Namun jika cara ini tidak berhasil masih ada cara lain untuk mendapatkan perhatian di wall street.
penciptaan nilai memiliki banyak dampak. Salah satunya, kinerja pasar saham menjadi ukuran tunggal atas kesehatan perusahaan. harga saham yang kuat disajikan sebagai bentuk penawaran terbaik dari pelindungan terhadap pengambilalihan lawan usaha dan divestasi yang tidak diinginkan. sekaligus menjadi penghargaan atas loyalitas dan peningkatan kekayaan pribadi karyawan yang berpartisipasi dalam logika penciptaan nilai pemegang saham dengan mengambil opsi saham.
nilai pemegang saham menyajikan alternatif yang menekankan pada penguatan budaya perusahaan sebagai kunci untuk 'keunggulan' berkelanjutan. pencapaian nilai pemegang saham ini kompatibel dengan fokus pada beberapa 'nilai-nilai bersama'  tetapi tetap menjadikan hak harga saham sebagai ukuran utama perusahaan. hal ini dilakukan untuk mengantisipasi risiko penolakan sinis karyawan terhadap kulturalisme perusahaan dan / atau tuduhan kemunafikan. Hal ini merupakan depotisme baru yang memiliki bentuk yang relatif tanpa hambatan dan suatu bentuk pencapaian penciptaan nilai pemegang saham melalui pergerakan harga saham, yang selanjutnya menjadi ajang pembenaran / rasionalitas atas tirani dari mobilitas modal. upaya ini menjadikan buruh secara bersama sama rentan sebagai ajang persaingan ketat internasional dan mobilitas modal yang memperlemah buruh. Buruh mendapati posisi mereka berada dibawah tekanan kuat untuk memenuhi harapan investor.
Persaingan global memberikan dorongan untuk mengintensifkan pengendalian atas tenaga kerja.adanya konsesi antara pekerja dan pemilik modal. pekerja meminta untuk mempertahankan pekerjaan mereka, sedangkan pemilik modal mengurangi kesejahteraan dan jaminan hidup pekerja. Ini menyiratkan, jika depotisme hegemonik merupakan aturan yang tak tertandingi , yang dikur melalui menurunnya anggota serikat buruh dan pemogokan.
Melalui cara ini, gagasan nilai pemegang saham telah disajikan untuk mendasari dan melegitimasi proses revitalisasi kapitalis. Promosi penciptaan nilai pemegang saham menandai penyusupan yang lebih eksplisit dari pasar modal ke operasi perusahaan. Secara umum, wacana nilai pemegang saham berfungsi untuk menegaskan kembali memprioritaskan valuasi saham, sekaligus membenarkan keputusan perusahaan - seperti PHK.
Intinya, tenaga kerja digunakan untuk melakukan konsesi dengan alasan memperluas keuntungan. Ini suatu bentuk depotisme baru dari  tirani mobilitas modal. bentuk depotisme ini berupa pengalihan operasi, divestasi

Metode penelitian dan sejarah singkat perusahaan
Intinya : penelitian ini mengacu paa materi yang bersumber dari data primer dan sekunder. Ada  50 wawancara semi-terstruktur, dimana setiap wawancara dilakukan dalam rentang waktu satu sampai satu setengah jam antara tahun 1999 – 2003, dengan beberapa wawancara lanjutan pada tahun 2006. Dari wawancara tersebut terdapat 35 perusahaan yang diwakilkan manajer tengah baik di amerika serikat dan inggris.  Sisanya 15 wawancara dilakukan oleh dengan para pekerja di pabrik.

Conglom, sejarah singkat
Intinya : perusahaan dibentuk pada pertengahan 1990-an melalui penggabungan dari lima perusahaan kimia. Pada awal 1960-an Conglom cepat memasuki pasar baru yang merambah pada produk amonia sintetis, nilon, lemari es dan gas alam. pada awal tahun 1970 ada penunjukan CEO baru,merupakan inisiatif untuk meningkatkan profitabilitas menghasilkan penjualan produk yang diidentifikasi sebagai keuntungan dan investasi bergeser ke eksplorasi minyak dan gas. Pada 1980-an, Conglom divestasi banyak bisnis yang dianggap non-strategis dan mengakuisisi dua perusahaan besar; satu di ruang angkasa dan otomotif dan yang lainnya di gas, minyak dan kedirgantaraan.
pada tahun 1991, conglom menjadi perusahaan yang tidak fokus. Dikarenakan conglom sendiri terbagi menjadi tiga perusahaan yang berbeda . hal ini menciptakan budaya feodal sekaligus memperlemah saham di wall street. Hal ini menjadikan Conglom menjadi sekumpulan usaha yang tidak memilliki arah startegi dengan harga saham rendah sekaligus kinerja yang menurun.
CEO baru direkrut dengan harapan bahwa ia akan meningkatkan secara signifikan. Masalah yang mendesak adalah kas.  Diambil  inisiatif pemotongan biaya besar-besaran , dan dalam beberapa tahun, tenaga kerja telah dikurangi  seperempat, puluhan pabrik yang ditutup atau dijual, dan jumlah pemasok berkurang 80%.
Upaya inisiatif pemotongan biaya besar-besaran ini, membuahkan hasil. Pada 1990-an, Conglom menghasilkan omset lebih dari $ 15 miliar, dan tenaga kerja lebih dari 76.000 karyawan di seluruh dunia. conglom dianggap sebagai salah satu perusahaan paling sukses di berbagai indikator, khususnya kinerja harga sahamnya. Conglom dinobatkan oleh majalah forbes sebagai peringkat pertama dalam sektor industri di Fortune '' Perusahaan Paling Dikagumi Amerika '' dan pada daftar '' The 100 Perusahaan Terbaik untuk bekerja di Amerika”.

Visi strategi baru
The new, stock market-driven, strategic vision
Kehadiran CEO baru, menunjukkan jika startegi sebelumnya merupakan startegi yang tidak  efektif dimana kurang fokus, sinergisitas rendah, hasil yang biasa, dan gagal menguatkan  nilai saham. Dengan adanya CEO baru, terdapat peningkatan pengaruh wacana penciptaan nilai pemegang saham baik  dengan cara mengakui bahwa kinerja masa lalu Conglom ini telah menurun  dan dengan menunjukkan bahwa saham memiliki potensi yang luar biasa karena ada ruang yang cukup untuk meningkatkan fokus, mengembangkan sinergi dan meringkas biaya.
Keinginan untuk mengamankan penilaian saham utama, diwujudkan dalam  tiga poin  kunci yang diterapkan di perusahaan (conglom) : mengejar pertumbuhan pendapatan dan laba yang konsisten dalam menghadapi fluktuasi ekonomi global, mengembangkan kemampuan unik untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang menguntungkan sebelum didahului pesaing, dan mengatasi masalah dengan cepat sebelum mereka menjadi beban pada sumber daya perusahaan. hal ini didukung dengan upaya perusahaan yaitu  valuasi pasar, dengan tujuan menunjukkan pertumbuhan nilai saham kepada pemegang saham. Valuasi pasar dilakukan atas dasar ekspektasi pendapatan masa depan yang berasal pada catatan pertumbuhan sebelumnya. Ini merupakan upaya untuk menyakinkan investor.

Ini mengisyaratkan adanya hubungan antara visi strategi, menitik beratkan pada angka keuangan dan harga saham. Kelompok tertentu menerima begitu banya uang melalui opsi saham, sehingga menimbulkan ketertarikkan yang besar pada harga saham. Melalui penggunaan opsi saham, pandangan akan mendapat saham keuangan diperusahaan dianggap sebagai upaya disiplin ( upaya yang memberikan keuntungan kepada pemegang saham) dengan memberikan keuntungan materi kepada karyawan , terutama eksekutif atas. Pengalaman seorang shopfloor sebelum ada ceo baru, ia tidak memiliki ketertarikkan atas opsi saham perusahaan. hal ini dikarenakan ia melihat opsi saham sebagai aspirasi yang diperuntukan bagi yang cukup istimewa. Namun, kini ia menjadi manajer dan sebagai konsekuensinya ia diberikan opsi saham. Ia mulai menikmati keuntungan finansial di masa depan. Hal ini yang membuat ia menemukan minat di harga saham. Sistem opsi saham (yang diidentifikasi sbgai bonus)yang ditanamkan pada pemaham manajer, tidak hanya dianggap sebagai insetif keuangan tapi juga sebagai hadiah atas kontribusi atas kinerja perusahaan.  hal ini diidentifikasi sebagai upaya yang tumbuh sejalan dengan wacana nilai pemegang saham yang menyebabkan seseorang menerima bekerja tanpa henti selama 16 jam sehari dan mampu menerapkan kebijakan memotong upah tenaga kerja berkali – kali sekaligus mengintensifkan pekerjaan tenaga kerja mereka, termasuk  diri mereka sendiri.
Fokus pada harga saham bukan hanya untuk kepentingan manajer atas, tetapi harga saham sudah menjadi patokan atau barometer reputasi dan sekuritas perusahaan. peningkatan nilai perusahaan melalui meningkatnya saham menjadi sebuah indikator kepemimpinan dimana dianggap berhasil membawa pengaruh positif  pada harga saham. Pada tahap awal  masa jabatan CEO baru, komentator menyambut inisiatif CEO baru dengan baik. Namun setelah itu, komentator melihat adanya ketergantungan atas pemotongan biaya sebagai sarana untuk mendapatkan nilai pemegang saham. Hal ini terlihat pada pertengah 1990an, dimana conglom mendapat peringkat A (terbaik) dalam produktivitas namun mendapat peringkat F (gagal) dalam pertumbuhan.

Translasi strategi baru melalui akuntansi dan making number
Berdasarkan pernyataan direktur pengembangan organisasi, conglom hanya berfokus pada angka – angka laporan. Strategi perusahaan memiliki 3 poin utama berdasarkan presepsi jika teknologi adalah kompetensi inti perusahaan : pertumbuhan, produktivitas dan kepuasan pelanggan.

Selain itu, ada upaya dari ceo untuk melibatkan karyawan kedalam strategi mereka dengan cara menarik permintaan pasar. Tujuannya untuk mempertahankan dan meningkatkan profitabilitas yang berkaitan dengan investasi di pasar modal (wall street). Karyawan akan terlibat dan mendukung  strategi in dengan  dibawah tekanan. Ini merupakan ilustrasi atau gambaran bentuk depotisme hegemoni yang telah diidentifikasi burawoy. Burawoy menjelaskan suatu kondisi dimana adanya kesempatan biaya modal dan rasa takut terkait denga pelarian modal ataupun penutupan pabrik sehingga menciptakan konsesi antara tenaga kerja dan pemilik modal.
proses startegi di conglom dijalankan dalam rencana strategik jangka panjang (5 tahun)(strategic plan) dan rencana operasi tahunan (annual operating plan). Pada pertemuan perencanaan strategik jangka panjang, direktur dan ceo bertemu untuk menganalisis kinerja pada pasar modal. pada pertemuan ini, ditentukan jika inti dari strategi perusaan adalah konsistensi di  penghasilan (earning consistency, annual report), fokus pada income, arus kas, modal dan biaya  yang berasal dari resource n’ development  (manajer keuangan). Setelah perencanaan strategi jangka panjang di setujui, maka strategi akan dikomunikasikan ke leadership team yang diharapkan mampu mengeksplor pilihan kunci strategi. Selanjutnya strategi dijalankan kepada pekerja, yang menekankan kepada manajer untuk mampu memastikan pekerja mengetahui tujuan mereka. sehingga tidak ada pertanyaan apa tanggung jawab pekerja dan meminimalkan ruang untuk memanuver dari karyawan.

Akuntansi dan  rekstrukturisasi organisasi sebagai upaya disiplin
Paska awal inisiatif pemotongan biaya, sebagian besar rekonstruksi di conglom dijalankn karena adanya penilaian kinerja ‘kurang bagus”, terutama dalam pertumbuhan perusahaan. dari beberapa pewawancara menilai jika apa yang dilakukan oleh conglom faktanya juga dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang lain. Namun CEO tidak hanya berfokus pada pemotongan biaya saja. CEO ingin adanya perubahan besar yang dillakukan oleh pegawai yang diikuti perkembangan yang konstan sepanjang waktu tanpa alasan.  Inilah yang dijelaskan  oleh burawoy , bahwa adanya pertukaran dari rejim hegemonik kepada depostime hegemonik.
Respon yang berpengaruh akan pentingnya legitimasi atas tindakan neo liberal adalah melalui kebijakan makro moneter. Kebijakan ini akan mampu mendukung penekanan pada nilai pemegang saham serta perkembangan ataupu perbaikan perusahaan  melalui disiplin ilmu di perusahaan.  penerapan disiplin ini bukanlah konsep baru, melainkan refleksi pandangan ceo akan kondisi perusahaan sebelumnya.

Penerapan disiplin ini bermula dari divestasi dan rasionalisasi  untuk menghilangkan pendekatan umum dan identitas yang digunakan sebelumnya. keduanya membangun tekad  untuk meningkatkan hasil keuangan dengan cara mengakuisisi perusahaan undervalued namun memiliki potensi untuk bertumbuh dan struktur biaya yang masih bisa dipangkas.  Untuk itu, digunakan ukuran akuntansi yang dikembangkan dalam 'Metrik Akuntabilitas' sebagai bagian dari kerangka akuntabilitas. Hal ini didukung oleh penilaian direktur senior jika biaya produk harus dipangkas untuk meningkatkan pertumbuhan produktivitas nyata 'sehingga untuk meningkatkan pendapatan . Akibatnya, rangka akuntabilitas adalah cara digunakan oleh manajemen untuk menginvasi pekerja ruang yang dibuat di bawah rezim sebelumnya dan memobilisasi persetujuan untuk meningkatkan produktivitas. Simpulan yang signifikan dalam proses ini adalah bahwa perhitungan akuntansi dan retorika digunakan untuk memperlihatkan apabila pemotongan biaya dalam bisnis dapat  menguntungkan,  sebagai sesuatu yang dipaksakan oleh ekspektasi Wall Street.

Rerangka akuntanbilitas dan dorongan untuk merancang pengeluaran biaya tenaga kerja dari  produk
Pewawancara menekankan jika manajer cenderung fokus pada apa yang dianggap metrik kinerja utama mereka. hal ini ditekankan dengan menatakan ada ribuan metrik yang digunakan , namun mereka fokus pada metrik utama yang daapat mendorong pekerja untuk lebih diberdayakan.
Gagasan pemberdayaan ini dijalankan dengan pemahaman yang menargetkan komitmen pekerja untuk menyampaikan apa yang dibutuhkan serta didiukung oleh rerangka akuntanbilitas yang menjadi kekuatan untuk mendorong prestasi karyawan. Ini merupakan bentuk kedisiplinan. Namun, perlu diketahui bahwa disiplin ini tidak pribadi, baik dalam arti bahwa manajer individu pekerja disiplin pada kemauan atau sesuai dengan kegemaran istimewa atau dalam arti bahwa ukuran kinerja yang disesuaikan dengan pekerja individu. Dengan demikian, sebagai Burawoy (1983, p. 603) katakan, despotisme hegemonik berupa dalam wujud rasionalisasi 'tirani mobilitas modal 'secara sistematis diterapkan pada pekerja kolektif dimana pekerja melakukan apa pun atau melakukan tindakan antisipasi untuk mengamankan nilai pemegang saham
Untuk setiap bagian utama usaha  berdasarkan matriks empat-sel dari akuntabilitas yang diturunkan sbb: know your number; make your number; don’t have a cost problem; dan integrate one Set of  Numbers. Misalnya, di divisi otomotif: Sel 1 (know your number): mengidentifikasi pengukuran akuntansi yang relevan untuk tingkat manajerial yang diberikan.  Sel 2 (make your number): memfokuskan pada kekayaan pandangan perubahan atas peramalan / perkiraan selama bulan berjalan. Sel 3 (don’t have a cost problem): ditangani dengan mengelola biaya misalnya biaya produk, premi dan varians, dengan tujuan mengawasi angka biaya sehingga pengeluaran yang sebenarnya tidak keluar dari targe. Sel 4 (integrate to one set of numbers): menekankan pentingnya hubungan  antara berbagai angka dan meningkatkan ikatan pengukuran keuangan untuk perencanaan operasional, mengurangi kejutan, dan berfokus pada persentase bukan absolut. matriks kemudian dimasukkan ke skema untuk 'mendorong akuntabilitas'. itu bukan eksistensi dari metrik kinerja, melainkan makna yang berasal mereka, dan kontribusi mereka untuk mengintensifkan perhatian pada wacana penciptaan nilai pemegang saham.

Pada dasarnya, nilai pemegang saham telah menjadi inti atau dasar apa yang akan dilakukan oleh perusahaan. semua bagian diperusahaan dihubungkan dengan peningkatan kinerja keuangan demi meningkatkan nilai pemegang saham.

Standarisasi vs. Perampingan manufaktur
Ketika datang dorongan untuk menurunkan biaya produksi, penekanan ditempatkan pada pendekatan holistik untuk memotong biaya, salah satu yang berusaha untuk mencoba mengurangi biaya dari sistem.
Tekanan untuk menurunkan biaya produksi melalui proses yang lebih besar / standardisasi produk adalah perwujudan dari penekanan pada penciptaan nilai pemegang saham yang diidentifikasi menarik biaya keluar sistem sebagai sarana utama untuk meningkatkan profitabilitas. Untuk nilai pemegang saham harus ditingkatkan, kegiatan manufaktur harus menunjukkan efisiensi mereka dengan menjadi biaya serendah mungkin, tetapi juga untuk memenuhi target pertumbuhan.
Informan kami menyatakan bahwa di bawah cost-driven, rezim perampingan pabrik,  sel dapat berjalan sebanyak empat nomor bagian yang berbeda dalam satu hari. Bagi sebagian besar operasi manufaktur, perakitan akhir dianggap sel manufaktur sendiri, meskipun dalam beberapa kasus sub-rakitan dibangun ke dalam sel manufaktur. Tujuannya , kami diberitahu oleh informan, adalah untuk meminimalkan kemacetan (bottleneck) untuk mengurangi waktu tunggu, meningkatkan produktivitas, dan memangkas biaya turun, dengan demikian meningkatkan hasil garis bawah untuk dampak harga saham perusahaan menguntungkan.

Pemotongan biaya membentuk bagian integral dari strategi Conglom. Untuk memperkenalkan dan mengawasi perubahan, manajer sangat bergantung pada metrik akuntansi yang bertugas untuk memberikan kemampuan melihat masalah.

Visualisasi operasional melalui akuntansi
Partisipan  menyarankan bahwa langkah-langkah yang diambil untuk memperkuat hubungan antara praktik akuntansi dan operasi di pabrik-pabrik di mana komponen dan produk yang diproduksi, untuk memastikan bahwa metrik akuntansi diharapkan mampu membawa perbaikan kepada harga saham. contoh mendorong staf akuntan untuk turun di lantai dan belajar bagaimana mereka  staf operasional bekerja dan saling bertukar informasi. Hal ini akan membantu akuntan untuk mengidentifikasi langkah-langkah di sistem akuntansi. Sehingga dapat membuat akuntan mampu  memvisualisasikan di shopfloor  untuk menangani masalah mereka dengan cepat dan efektif. Intervensi akuntansi memberikan operasional lebih visual dengan menerjemahkan bahasa mereka ke dalam perhitungan.
Diharapkan hal ini tidak hanya diterapkan sebagai bagian dari kepedulian umum dari manajemen untuk mengendalikan biaya tenaga kerja atau untuk meningkatkan produktivitas atau meningkatkan efisiensi. Sebaliknya, mereka langsung diarahkan kepada pengejaran nilai pemegang saham yang dibenarkan kejam dan obsesif – yang merupakan bentuk dari despotik.

Meluasnya permasalahan dan mendorong terjadinya pemotongan biaya melalui rekstrukturisasi
Meskipun manajer Conglom bisa membual tentang pertumbuhan dan keuntungan, produsen pesawat terus menekan untuk harga yang lebih rendah, sementara bahan otomotif dinilai berkinerja buruk. Untuk mempertahankan dan meningkatkan harga saham lebih lanjut, tiga inisiatif dikejar: membedakan produk 'inti' dan produk 'non-inti', Outsourcing produk yang 'non-inti' dan menerapkan manajemen program untuk mendisiplinkan kegiatan dipertahankan.

Aktivitas akuntansi inti vs. Non-inti
Identifikasi bisnis inti (core business) didukung oleh perhitungan posisi kompetitif dan fokus strategik dari bagian tertentu dari Conglom dalam sektor industri yang terkait. Jika bisnis dinilai telah menjadi pemimpin atau terbaik kedua disuatu industri, maka bisnis itu didefinisikan sebagai bisnis inti.
Penekanan Inti/ non-core dimaksudkan untuk menyerap semua tingkatan dalam Conglom. Pada SBU atau tingkat pabrik, biaya produksi berbagai komponen atau bagian dihitung dan disandingkan terhadap biaya produksi mereka di tempat lain di dalam kelompok. Seluruh kelompok, itu diklaim, dinilai dengan cara yang sama.
Contohnya, masa depan bisnis otomotif di Conglom sedang dinilai ulang. Otomotif telah dihitung sebagai menguntungkan tapi berpenghasilan di bawah target pendapatannya, dan karenanya dinilai tidak memberikan kontribusi yang cukup terhadap harga saham. Intinya, setiap unit bisnis diperusahaan diberi kesempatan untuk memperbaiki unitnya. Dan jika tetap merugikan perusahaan , maka tidak akan bertahan lama diperusahaan.
Keputusan untuk mendivestasi otomotif disebut sebagai pendekatan '' perangkap tikus ''. pendekatan ini akan diikuti untuk menemukan bisnis yang undervalued. Pendekatan ini dapat memanfaatkan kesempatan sebelum pesaing melakukannya. Disini,Conglom menganggap dirinya untuk menjadi lebih cerdik dari perusahaan lain dalam mendeteksi perusahaan undervalued. Hal ini dikarenakan, keberhasilan kebijakan akuisisi itu bergantung pada presepsi kelengkapan dari kebutuhan perusahaan yang diakuisisi untuk Conglom dalam hal penghematan biaya yang diharapkan. Penghematan ini diasumsikan berasal dari: (i) menghindari duplikasi fungsi melalui rasionalisasi; (ii) sinergi dari transfer teknologi yang unggul di Conglom; (iii) penerapan disiplin kerja yang ketat. Perbedaan aktivitas 'Inti' vs 'non-inti'  mengakibatkan setiap kegiatan yang tanpa henti ditempatkan di bawah pengawasan akuntansi. Apa yang dimakasudkan dengan 'inti' tergantung pada kontribusinya dinilai untuk target pertumbuhan, harga saham dan nilai pemegang saham penciptaan.
Outsourcing
Ketika upaya untuk mendorong biaya dari produk atau proses gagal menghasilkan hasil yang diinginkan, beralih kepada outsourcing komponen . bermula, dengan adanya perjanjian jangka panjang di mana semua orang setuju untuk melakukan hal-hal tertentu dan satu adalah untuk mengamankan pengurangan biaya dari tahun ke tahun
Tujuan utama dari kebijakan outsourcing perusahaan adalah untuk membuat Outsourcing sebagai '' kompetensi inti” dengan cara mengkonversi pesaing menjadi pemasok. Faktor Penggerak yang diantisipasi untuk outsourcing adalah 'one stop shopping' bagi pelanggan Conglom dengan menyediakan produk penawaran produk lini secara lengkap, melindungi produk “mahkota permata” Conglom ini, dan mengurangi kompleksitas ceruk pasar untuk memangkas biaya. Manfaat yang dirasakan outsourcing adalah pertumbuhan pangsa pasar, ekspansi tanpa aset, penurunan angka bagian dalam rumah dan kerumitan manufaktur, dan memungkinkan fokus yang lebih besar pada inti usaha.
Langkah outsourcing ada risiko. Lebih jelas, jika pemasok memperkirakan biaya lebih, lalu Conglom akhirnya membeli komponen dengan harga yang terlalu tinggi, mendorong basis biaya untuk tingkat yang lebih tinggi. Atau, jika pemasok meremehkan biaya mereka, ini bisa mengakibatkan Conglom membayar lebih . Biaya yang lebih tinggi seperti itu, dinilai akan menghasilkan keuntungan yang lebih rendah Conglom dan harga saham

Manajemen program dan metrik akuntansi
Adanya kekhawatiran bahwa manajer pabrik memiliki maksud untuk mementingkan kepuasan pribadi daripada memaksimalkan target penghematan biaya. Gaya 'manajemen' ini dijuluki sebagai 'laid-back”. Ada kekhawatiran bahwa manajer cenderung santai ketika metrik kinerja utama telah terpenuhi, tanpa memperhatikan mengejar penghematan biaya terus menerus. Untuk  Merespon hal tersebut, Unit Manajemen Program didirikan sebagai '' proses disiplin ''. Tujuan awal adalah untuk memastikan pengiriman tepat waktu dari produk kualitas yang tepat:
Sebuah buku pegangan rinci tentang prinsip-prinsip integrasi biaya / jadwa,  diproduksi untuk memberikan pedoman mengenai pengelolaan program 'efektif'. Ini mengidentifikasi lima kategori utama yang harus dikelola: integrasi Program; cakupan; susunan acara; biaya / sumber daya; dan kinerja. Setiap kategori itu dituliskan dalam ukuran finansial.
Earned value method (EVM) mendukung pengukuran dan pengelolaan kinerja program untuk memastikan produksi tepat waktu dengan biaya yang sesuai. EVM memiliki tiga komponen: anggaran biaya mengenai pekerjaan dijadwalkan, biaya aktual dari pekerjaan yang dilakukan, dan anggaran biaya atas pekerjaan yang dilakukan. Ini membandingkan biaya pekerjaan yang direncanakan dengan apa yang sebenarnya dilakukan.
kepemilikan Biaya ini diberikan kepada pemimpin tim, yang disebut 'manajer akun biaya', karena mereka adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk kerusakan pekerjaan, dan pergi melalui pelatihan akuntansi biaya untuk membuat mereka sadar akan biaya. pemimpin tim diharapkan dapat didisiplinkan oleh biaya target dan sumber daya diperbolehkan untuk mereka. pemimpin tim yang dibatasi oleh jumlah sumber daya yang dialokasikan untuk mereka sehingga, sebagai Pemimpin Manajemen Program menyarankan, agar membagi porsi sumber daya yang dialokasikan ke dalam struktur rincian pekerjaan.

Tekanan dan hambatan
Menghubungkan metrik akuntabilitas terhadap kinerja manajer individual – merupakan contoh bagaimana individualistis, ideologi borjuis masuk ke dalam kesadaran manajer '(Burawoy, 1979; Burawoy, 1985) Target yang diberikan kepada manajer sangat sulit.  Target digambarkan merupakan target yang cukup sulit serta luas  dalam hal yang mesti dicapai oleh manajer .Namun, tidak ada simpati ditunjukkan untuk kegagalan untuk memenuhi target 'luas', kecuali alasan kegagalan diterima sebagai di luar kendali manajer. Kondisi ini seperti 'hegemonik despotisme' dimana telah menjadi karakteristik di Conglom. 'Pencapaian keuntungan pada biaya apapun'ini, memiliki banyak kesamaan dengan (1988) studi O'Boyle untuk General Electric. Tenaga kerja dan manajer muncul seperti komoditas (Burawoy, 1985) yang dijual kepada eksekutif senior dari Conglom untuk harga ,yang merupakan kombinasi dari gaji tetap murah hati, paket manfaat dan opsi saham yang sesuai.
Merancang pengeluaran biaya tenaga kerja dari produk
Obsesi dengan angka dan pengurangan biaya berawal dari tujuan strategis dasar yang berusaha untuk meningkatkan hasil bottom line dengan cara yang akan meningkatkan harga saham. Hal itu didukung oleh pernyataan bahwa struktur biaya untuk produk tertentu adalah sangat tinggi, dan diperkuat oleh tekanan dari pelanggan Conglom agar  harga berkurang. Selain itu adanya anggapan biaya tenaga kerja sangat membebani biaya produksi suatu produk. Satu satunya cara agar dapat berkompetisi secara globak adalah dengan mencari tenaga kerja biaya rendah.
Inisiatif untuk mendorong biaya turun didasarkan pada penargetan apa yang dinilai menjadi pendorong biaya terbesar. Hal ini menyebabkan fokus yang lebih besar pada pengurangan jumlah pegawai melalui reorganisasi pekerjaan. Sebuah produk yang diproduksi di salah satu pabrik dianggap biaya tinggi akan ditransfer ke yang lain, biaya yang lebih rendah bagian dari bisnis.
Keputusan off-shoring dikandung menjadi benar. Karena perhitungan akuntansi menunjukkan bahwa mentransfer produksi ke ‘pusat biaya  tenaga kerja yang lebih rendah ', menawarkan cara yang paling efektif memukul pertumbuhan dan profitabilitas target dan menyebabkan peningkatan harga saham.
Dengan kembali menekankan terhadap intensifikasi tenaga kerja ke dalam bahasa '' desain produk '', '' pangsa pasar '' dan '' keamanan kerja 'lebih besar', adanya niat untuk bekerja sama dalam tujuan utama adalah untuk mengurangi biaya dan meningkatkan harga saham Conglom ini.
Ada banyak  ketegangan yang melekat dalam reorganisasi. Di satu sisi, telah jelas untuk mentransfer produk dari biaya tenaga kerja tinggi ke  rendah, memiliki implikasi. implikasinya bahwa setidaknya beberapa dari biaya tenaga kerja yang tinggi akan dihilangkan melalui redudansi. Argumen Marxis mengenai oposisi kepentingan tenaga kerja dan modal memang dapat beresonansi dengan orang-orang yang menemukan diri mereka keluar dari pekerjaan (Braverman, 1974). Tetapi bagi mereka yang tetap dalam pekerjaan, meskipun intensifikasi kerja mereka, bahwa tesis neo-Marxis dari medan ideologis yang kepentingan tenaga kerja dan modal yang terorganisir menjadi sangat relevan. Bagi mereka yang tersisa dalam pekerjaan, mereka dapat menikmati keamanan kerja yang lebih besar. Pengoperasian struktur penghargaan yang disusupi ke dalam target bisa menanamkan pada para pekerja ini, etos individualistis yang mendorong mereka untuk bekerja lebih keras untuk mencapai maksimum imbalan keuangan mungkin.
Faktor Pendukung  terus berupaya untuk menciptakan nilai pemegang saham, sehinga menyebabkan kekhawatiran yang berlebihan. Segala sesuatu yang lain (bahkan strategi) bisa dikorbankan dalam mengejar pencapaian pemotongan biaya langsung dengan harapan bahwa ini akan meningkatkan harga saham. Salah satunya dengan menerapkan prinsip pizza.
Dorongan untuk pengurangan biaya didasarkan pada pemotongan biaya; menghindari biaya; dan pergeseran dari kegiatan 'tidak  ada-nilai' menambah 'nilai tambah'. Upaya ini dilakukan untuk memperbaiki hal seperti penekanan jangka pendek sebagai strategik jangka panjang, pendekatan learning by doing. Itu menyatakan bahwa kekhawatiran manajer senior 'tidak hanya terfokus pada pencapaian ad hoc. Sebaliknya, dorongan ditargetkan pada membuat penghematan biaya yang berkelanjutan melalui inisiatif intensif untuk '' membuat semua karyawan sadar akan biaya'' 'baik dengan cara' 'mendidik mereka dan melibatkan mereka dalam proses'.

Fokus yang berlebihan terhadap penekanan nilai share holders
Ternyata, beberapa manajer tidak senang tentang mendukung untuk penghematan biaya yang ditujukan untuk meningkatkan harga saham. Mereka menganggap perusahaan ini melakukan kesalahan dalam pemikiran jangka pendek, karena mendorong seluruh bagian perusahaan untuk harga saham.
Begitu pun dalam kasus manajer cukup senior seperti pekerja yang menjual tenaga mereka untuk penghasilan (Burawoy, 1985). Tetapi sebagai pengendali kerja, mereka paling langsung mengalami tekanan yang diberikan oleh kapitalis tak terlihat. Daya tarik menggoda dari gaji tinggi dan opsi saham yang menguntungkan, seringkali tidak selalu berhasil membeli komitmen. Gaji dan opsi saham dianggap sebagai intensifikasi tenaga kerja mereka untuk mengubahnya menjadi 'daging mati'.. Demikian pula, manajer lain menyesalkan obsesi dengan  pasar saham sebagai sarana memperkecil biaya tenaga kerja:
Perusahaan mengatakan bahwa manusa adalah aset yang paling penting. Namun kenyataannya, harga saham adalah aset yang paling penting. Kondisi ini menghasilkan argumen Marxis tradisional tentang antagonisme yang melekat pada kepentingan tenaga kerja dan modal, karena ia melihat karyawan hanya sebagai alat yang digunakan oleh para eksekutif senior untuk mencapai peningkatan yang dicita-citakan dalam harga saham.
Conglom dianggap untuk menawarkan kesempatan kerja yang sangat menantang yang menarik untuk semua jenis karyawan dan kesempatan pelatihan yang sangat baik untuk calon eksekutif masa depan. Selain itu, Conglom membanggakan diri sebagai penyedia kerja kelas atas di semua tingkatan. Digambarkan, pekerja shopfloor menerima '' manfaat medis yang sama dengan yang “dinikmati oleh manajer senior. Pandangan ini diperkuat oleh evaluasi eksternal yang menguntungkan dari Conglom . Namun, untuk mengklaim bahwa manfaat ini telah membuat karyawan menyadari prioritas perusahaan untuk meningkatkan harga saham, dipertanyakan. Ide menghubungkan nilai-penambahan dari pemotongan biaya untuk berbagi nilai tidak dibaca oleh pekerja shopfloor dengan cara yang sama seperti yang dibaca oleh theCEOand beberapa manajer senior. Banyak pekerja memiliki pandangan lainnya karena mereka dianggap konstan dalam  menekanan pemotongan biaya sebagai sinyal keniscayaan kehilangan pekerjaan. Pekerja tidak peduli seberapa banyak manajer mengatakan jika pekerja merupakan sumber daya yang penting. Pekerja tetap merasakan jika mereka adalah sapi perah bagi perusahaan.
Secara signifikan, ketika ditanya apakah rencana opsi saham yang membaik membua mereka (normatif) termotivasi dan berkomitmen untuk strategi perusahaan. adanya pendapat bahwa ini memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada mereka karena mereka melihat keuntungan keuangan yang akan diklaim secara eksklusif oleh manajer. Sejumlah informan kami menyatakan bahwa mereka sangat menentang rencana opsi saham karyawan. Misalnya, salah satu operator menyatakan bahwa fiksasi Conglom dengan nilai pemegang saham adalah pekara yang merugikan kepentingan pekerja, mengingat sifat tak terduga dari pasar keuangan yang berarti bahwa opsi saham tidak memiliki nilai jaminan. Pekerja menentang saham karena menganggap saham sebagai presentasi keserakahan dan mewakili kapitalisme.
Selain itu, opsi saham menyebabkan terinternalisasi dalam diri pekerja, rasa individualistis 'kontribusi' untuk korporasi. Hal ditambah lagi dengan adanya ketakutan dari buruh bahwa nilai saham yang tinggi pada waktu yang akan digunakan sebagai alat untuk melemahkan klaim bayar karena manajemen mungkin berusaha untuk membenarkan rendah kenaikan gaji tahunan dengan alasan bahwa penghasilan sedang diperoleh di tempat lain.
Namun, beberapa pewawancara mengatakan jika ada karyawan pabrik (shopfloor) membeli ke dalam skema opsi saham karena mereka menjadi tertarik oleh keuntungan finansial yang cepat. Disisi lain kepemilikan atas opsi saham yang diterima, digambarkan sebagai keserakahan, atau kenaifan yang mempercayai retorika manajemen senior tentang win-win situation, dan kehilangan potensi kerugian di masa depan pekerjaan, gaji yang lebih tinggi, dan pensiun. Sehingga sebagian pekerja merahasiakan dirinya saat membeli saham perusahaan. mereka takut dipandang sebagai orang perusahaan.

Hal ini jelas dari atas bahwa tenaga kerja shopfloor terbagi dalam penerimaan mereka untuk skema opsi saham. Terpecah antara keyakinan kelas pekerja dan daya tarik keuntungan finansial yang signifikan. beberapa pekerja shopfloor secara diam-diam menerima opsi saham sekaligus  bermain di depan umum retorika solidaritas terhadap nilai-nilai kerja. Direktur mengamati fenomena ini melalui strategi perusahaan, yaitu “karyawan tahunan”. perusahaan menggunakan skema “karyawan tahunan”. Ironisnya beberapa pekerja menolak untuk menerima pengakuan dan mereka meminta untuk dirahasiakan. Namun mereka bersedia jika diberi saham.
 Manajemen mengasumsikan bahwa pekerja yang berpartisipasi dalam skema opsi saham memiliki kepentingan dalam bekerja lebih keras untuk meningkatkan produktivitas dan dengan demikian menaikkan harga saham dalam rangka meningkatkan nilai saham mereka sendiri. Tapi asumsi ini tidak banyak dilakukan oleh shopfloor. Hal ini tentu saja bisa menjadi cara untuk mendapatkan keuntungan finansial dari opsi saham, sementara menjauhkan diri dari tujuan perusahaan dengan berpura-pura bahwa usaha mereka tidak membuat perbedaan dengan harga saham:
Bahwa banyak pekerja shopfloor yang meremehkan klaim manajemen mengenai metode manufaktur baru dan fokus pada nilai pemegang saham di Conglom akan menguntungkan kedua tenaga kerja dan manajemen.  pekerja shopfloor cenderung untuk membaca agenda manajemen sebagai berarti sesuatu yang sama sekali berbeda. Beberapa ukuran kesadaran pekerja merupakan kecurigaan, jika tidak melawan terhadap, agenda manajemen itu tampaknya tercermin dalam manajer 'keengganan untuk menarik, atau siaran, terlalu langsung atau berulang hubungan antara metrik kinerja tanaman dan daya apung dari harga saham:

Kesimpulan
Peneliti telah memberikan penilaian kritis terhadap literatur tentang penciptaan nilai pemegang saham sebagai latar belakang teoritis untuk analisis transformasi Conglom. Peneliti telah mencatat bagaimana analisis mainstream secara luas mengasumsikan keinginan dan legitimasi organisasi ekonomi kapitalis dengan alasan bahwa ia menawarkan cara yang paling rasional dan efisien memanfaatkan faktor-faktor produksi - modal, bahan baku dan tenaga kerja. Konsepsi Nilai pemegang saham perusahaan mendesak dan mempromosikan kebangkitan dan penyegaran kembali dari perusahaan kapitalis .
Penciptaan nilai pemegang saham dalam  perluasan wacana neo-liberal, termasuk teori keagenan, telah mempromosikan dan melegitimasi perubahan selama tahun 1980 dan 1990-an. Gagasan itu disampaikan dan dikejar paling penuh semangat oleh spesialis keuangan, termasuk akademisi - analis keuangan, pialang saham, investor institusi, dan bankir investasi - tetapi juga oleh para eksekutif senior). Secara kolektif, mereka telah menekan pada keuntungan yang lebih tinggi pada obligasi korporasi yang pada gilirannya menumbuhkan  tekanan sistematis untuk likuiditas keuangan pada perusahaan-perusahaan AS.
Akibatnya, nilai pemegang saham penciptaan telah memobilisasi dan melanjutkan gerakan sosial yang 'mendominasi retorika tentang perusahaan dan perilaku strategis manajer. Lebih khusus lagi, telah menegaskan kembali dan fokus peran manajer sebagai responsif, bagi investor sebagai kinerja mereka dinilai dari segi pergerakan harga saham. Fokus khas dari penelitian kami telah pada perilaku manajer dan langkah-langkah akuntansi dirancang dan diterapkan dalam menanggapi tekanan untuk menciptakan nilai pemegang saham sebagai indikator kunci kinerja perusahaan.
Komentar-komentar kritis telah menyarankan bahwa representasi utama penciptaan nilai pemegang saham adalah 'ideologi'. Kritik dari maksimalisasi nilai pemegang saham mempertanyakan efek dari logika - dalam hal akuntabilitas, peluang dan distribusi kekayaan. Sudut pandang neo-Marxis, diartikulasikan oleh Burawoy dan terlibat dengan di sini untuk memeriksa perubahan di Conglom. Tapi, di samping itu, fokus penelitian ini terletak pada bagaimana kepentingan terorganisir dan menunjukkan bagaimana wacana nilai pemegang saham, diterjemahkan ke dalam langkah-langkah akuntansi dan kontrol tertentu dalam organisasi untuk kepentingan pemilik modal.
Peneliti berpendapat bahwa wacana penciptaan nilai pemegang saham dan pengembangan metrik akuntansi terkait contoh apa yang Burawoy disebut dengan  'despotisme hegemonik'. metrik akuntansi ditunjukkan untuk memungkinkan proses penerjemahan dan pengawasan sehubungan dengan realisasi target harga saham. Itu merupakan hegemonik. Tapi meningkatknya 'despotik' sebagai tekanan untuk meningkatkan nilai pemegang saham diterjemahkan untuk menghasilkan '' pertumbuhan produktivitas nyata '' dengan mengancam memotong jumlah staf dan penutupan pabrik. Dari sini, sebuah rantai kausalitas dibangun.
Peneliti telah menafsirkan jika perhitungan akuntansi merupakan terjemahan dari kehendak manajemen senior untuk menciptakan nilai pemegang saham. Strategi Conglom ini berusaha untuk meningkatkan produktivitas, tetapi kami berpendapat bahwa produktivitas dan bahkan pertumbuhan bukanlah tujuan utama. Meningkatkan dan mendukung harga sahammenjadi keasyikan utama dan utama dari manajer senior.  
Selain penelitian ini telah menunjukkan bagaimana ukuran kinerja yang dianut. Selain itu, melihat adanya penekanan pada penciptaan pemegang saham nilai sebagai gejala 'keserakahan korporasi' dengan mengorbankan karyawan. Pentingnya penciptaan nilai pemegang saham yang melekat dalam visi strategis Conglom ini disajikan hanya untuk memperkuat pandangan luas di antara para pekerja shopfloor itu.
Penelitian ini berkonsentrasi pada perhitungan dan akuntabilitas dari bentuk pendorong-nilai pemegang saham  dalam sejumlah bidang, termasuk investasi / keputusan divestasi, manajemen operasi, dan hubungan supply chain. Penelitian ini telah menunjukkan bagaimana perubahan di bidang manufaktur, organisasi kerja dan konfigurasi struktural termotivasi terutama oleh dororasingan untuk meningkatkan nilai pemegang saham; dan ini telah berfokus pada perubahan peran praktik akuntansi sebagai media dan hasil dari dorongan ini.
Analisis lainnya telah mencatat luas, dampak negatif dari reorganisasi pekerjaan pada banyak kelompok pekerja yang semakin mengurangi untuk faktor-faktor produksi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja tidak diperlakukan seperti 'stakeholder' . Di sisi lain, karyawan Conglom tidak diperlakukan dalam segala hal sebagai 'faktor produksi' mudah disubstitusikan.
 

sungai kapuas, kota pontianak, kalimantan barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar