Mahasiswa Akuntansi |
Epistemologi
Epistem : pengetahuan
Logos : Ilmu
Merupakan cabang
filsafat yang berkaitan dengan asal , sifat, karakter, dan jenis
pengetahuan.Apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, jenisnya, serta
hubungan dengan kebenaran dan keyakinan.
Epistemologi atau teori pengetahuan. Berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan,
pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Individualisme
: suatu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik, sosial yang menekankan
kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan pribadi.
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan jika
hal yang dapat dikatakan benar – benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua
hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material.
Sebagai teori, materialisme termasuk dalam ontologi monistik, tetapi berbeda
dengan teori ontologi yang didasarkan
pada dualisme atau pluralisme. Sedangkan dalam memberikan penjelasan tunggal
mengenai realitas, materialisme bersebrangan dengan idealisme. Materialisme
tidak menagakui entitas nonmaterial seperti roh, hantu, setan, malaikat, tuhan.
Realitas satu – satunya adalah materi dan manifestasi dari aktivitas materi.
Tidak ada penggerak pertama atau sebab pertama. Tidak ada kehidupan, tidak ada
pikiran yan kekal. Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah
Epikorus ( filsuf pada masa filasafat kuno). Ada juga Demokritos dan Lucretius
Carus. Pandangan mengenai materialisme ini dilanjutkan oleh La Mattrie dengan
karangannya L’Homme machine (manusia mesin) dan L’homme plante (manusia
tumbuhan) pada masa pencerahan di Perancis. Kemudian muncul Baron von Holbach
yang mengemukakan materialisme ateisme, yang tidak mengakui adanya tuhan secara
mutlak. Pada abad 19, pandangan materialisme kembali dimunculkan oleh filsuf
asal jerman seperti Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel. Salah satu kritik terhadap paham
materialisme adalah dikemukakan oleh alliran filsafat eksistensialisme. Paham
materialisme menyamaratakan manusia sebaga benda yang sama dengan pohon, hewan,
dan benda mati lainnya. Padahal manusia memiliki kompleksitas diri yang tak
mampu diukur.
Utilitarianisme merupakan suatu teori dari segi etika
normatif yang menyatakan bahawa suatu tindakan yang patut adalah yang
memaksimalkan penggunaan (utility). Berasal dari utilis yang artinya berguna,
bermanfaat , berfaedah, atau menguntungkan. Utilitarianisme disebut sebagai teori
kebahagiaan terbesar (the greatest happiness)
Metafisika berasal dari bahasa Yunani yaitu, meta yang
memiliki arti “setelah atau dibalik” dan phusika yang artinya “hal – hal yang
ada di alam”. Metafisika dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu filsafat yang
mempelajari penjelasan asal atu hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika
adalah studi keberadaan atau realitas. Contoh bentuk pertanyaan nya : Apakah
sumber dari suatu realitas ? Apakah Tuhan ada ? Apa tempat manusia di dalam
semesta ? Cabang utama dari metafisika adalah ontologi. Ontologi merupakan
sebuah studi mengenai kategorisasi benda – benda di alam dan hubungannya antara
satu sama lainnya. Penggunaan istilah “metafisika” telah berkembang untuk
merujuk pada “hal – hal yang diluar dunia fisik”.
Dikotomi dapat diartikan sebagai pembagian atas dua kelompok
yang saling bertentangan. Dikotomi dalam konteks teologi merupakan suatu konsep
teologis yang menyatakan jika diri manusia dapat dibedakan dalam dua aspek
yakni jiwa dan tubuh.
Transendental memiliki arti menonjolkan hal – hal yang
bersifat kerohanian, sukar dipahami, gaib dan abstrak. Pada konsep teologi,
transendental merupakan model salah satu pendekatan teologi kontekstual yang
melihat bahwa realitas bukan sebagai yang ada “diluar” dan lepas pengenalam
manusia, tetapi melihat pada dinamika kesadaran diri. Model Transendental tidak
memusatkan pada pemberitaan Kitab Suci, tetapi bertitik tolak pada pengalaman
religius dan pengalaman yang menyangkut diri sendiri. Kata transendental mengacu pada metode
transendental yang dipopulerkan Oleh Immanuel Kant pada abad 18. Dan Pada abad
20 kembali dikembangkan oleh beberapa pemikir Pierre Rousselot, Joseph
Marechal, Karl Rahner, dan Bernard Lonergan.
Skeptisisme merupakan paham yang memandang sesuatu selalu
tidak pasti (meragukan, mencurigakan). Pada filsafat adalah merujuk lebih
bermakna khusus untuk suatu atau dari beberapa sudut pandang. Sikap skeptis
memiliki arti sebuah pendirin di dalam epistemologi yang menyangsikan kenyataan
yang diketahui baik ciri – cirinya maupun eksistensinya. Rene Descartes
merupakan perintis dari sikap skeptis pada filsafat modern.
Teosentris berasal dari kata Yunani dari kata Theos yang artinya Tuhan, dan bahasa
inggris center yang artinya pusat. Teosentrisme
mengacu kepada pandangan jika sistem keyakinan dan nilai ketuhanan secara
moralitas lebih tinggi dibandingkan sistem yang lainnya.
Dualisme merupakan konsep filsafat yang menyatakan ada dua
substansi. Gagasan mengenai dualisme jiwa dan raga sudah ada sejak zaman Plato
dan Aristoteles. Versi Dualisme dikenalkan secara umum diterapkan oleh Rene
Descartes (1641). Dualisme bertentangan dengan monisme termasuk fisikalisme dan
fenomenalisme.
Defensif adalah sikap bertahan
Apologi adalah tulisan atau pembicaraan formal yang digunakan
untuk mempertahankan gagasan , kepercayaan, disebut juga pembelaan.
Polemis adalah bersifat polemik. Sedangkan polemik adalah
sejenis diskusi atau perdebatan sengit yang diadakan di tempat umum atau media
massa berbentuk tulisan. Polemik biasa digunakan untuk menyangkal atau
mendukung suatu pandangan agama atau politik. Lawan kata dari polemik adalah
apologi.
Rasionalitas adalah pola pikir untuk bertindak sesuai dengan
nalar dan logika manusia.
Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmu dan
pengetahuan yang dengan sendirinya bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan
dan perantara ilmu yang lain dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa
setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya,
merupakan hal – hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian
kedua (akibat), yang mana kejadian dua dipahami sebagai konsekuensi dari yang
pertama. Kausalitas merupakan asumsi dasar dari ilmu sains. Dalam metode
ilmiah, ilmiwan merancang eksperimen untuk menentukan kausalitas dari kehidupan
nyata. Tertanam dalam metode ilmiah adalah hipotesis tentang hubungan kausal.
Esensialisme
adalah suatu paham yang menyatakan bahwa suatu entitas memiliki karakteristik
yang inheren dan melekat seingga tidak dapat dipisahkan dengan entitas tersebut
dan sekaligus mendefinisikannya. Berlawanan dengan kontigensi, sesuatu yang
hanya kebetulan, yang ketiadaannya tidak akan meniadakan sesuatu tersebut.
Esensialisme memiliki arti yang berbeda dalam biologi dan filsafat. Dalam
filsafat,
esensialisme adalah paham tentang manusia yang berlawanan dengan eksistensialisme.
Esensialisme bertujuan mengutamakan esensi
dibandingkan dengan eksistensi
(keberadaan sesuatu atau seseorang). Esensialisme menganut ide bahwa individu
tidak bebas memilih dan menentukan makna atau kualtias (esensi) dirinya,
melainkan ia dianggap sebagai hasil dari determinisme
yang tidak dapat lepas darinya. Esensialisme menghidupkan kembali debat
antara alam (nature) dan budaya (culture).
Deduksi merupakan
proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan yang diajukan
berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara
deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan
kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang valid atau dengan menguji hipotesis
dengan menggunakan data empiris disebut proses deduksi (deduction) dan
metodenya disebut metode deduktif (deductive method) dan penelitiannya
disebut penelitian deduktif (deductive research). Proses deduksi selalu
digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif (scientific).
Induksi didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process) dan metodenya disebut metode induktif (inductive method) dan penelitiannya disebut penellitian induktif (inductive research). Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis). Penalaran induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum pada kondisi khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya mendukung kesimpulan.
Eksplanatif merupakan penelitian
bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan
menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada.Penelitian
eksploratori bersifat mendasar dan bertujuan untuk memperoleh keterangan,
informasi, data mengenai hal-hal yang belum diketahui. Karena bersifat
mendasar, penelitian ini disebut penjelajahan (eksploration). Penelitian
eksploratori dilakukan apabila peneliti belum memperoleh data awal sehingga
belum mempunyai gambaran sama sekali mengenai hal yang akan diteliti.
Penelitian eksploratori tidak memerlukan hipotesis atau teori tertentu.
Peneliti hanya menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai penuntun untuk memperoleh
data primer berupa keterangan, informasi, sebagai data awal yang diperlukan.
Verifikatif adalah kegiatan untuk menguji kebenaran
dugaan (hipotesis) ke dalam fakta atau realita.
Sumber :
wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar